"Kami telah mencapai kesepakatan. Bantuan komprehensif (dari Rusia) akan diberikan untuk memastikan keamanan di Republik Belarusia," kata Lukashenko, dikutip dari laman Tass.
Lukashenko mengatakan Belarusia dan Rusia memiliki kerangka kerja sama yang memungkinkan adanya skema bantuan terkait situasi saat ini. Saat berbicara dengan Putin, ia mengaku kaget karena presiden Rusia itu ternyata mengetahui dengan baik apa yang terjadi di Belarusia.
"Saya berbicara cukup panjang dan mendetail dengan presiden Rusia mengenai situasi terkini. Jujur, saya terkejut karena dia (Putin) benar-benar mengetahui apa yang terjadi," sebut Lukashenko.
Unjuk rasa masif meletus usai Lukashenko mengklaim kemenangan telak dalam pilpres Belarusia pada 9 Agustus lalu. Televisi nasional Belarusia sempat tidak meliput aksi unjuk rasa di fase-fase awal.
Hasil pilpres Belarusia dikecam kubu oposisi dan juga Amerika Serikat serta Uni Eropa atas dugaan adanya kecurangan.
Komisi Elektoral Pusat Belarusia mengatakan bahwa Lukashenko, yang berkuasa sejak 1994, meraih 80,1 persen suara. Sementara capres oposisi Svetlana Tikhanovskaya hanya 10,12 persen.
Namun Tikhanovskaya berkukuh jika surat suara dihitung dengan benar, ia seharusnya mendapat 60 hingga 70 persen suara. Lukashenko menuding aksi unjuk rasa oposisi digerakkan oleh kekuatan asing.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News