Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengumumkan, Moskow telah mengendalikan 20 persen wilayah Ukraina, termasuk Krimea dan bagian wilayah Donbas yang direbut pada 2014.
Dilansir dari France24, Jumat, 3 Juni 2022, setelah diusir dari sekitar ibu kota Ukraina, Kiev, pasukan Presiden Rusia Vladimir Putin mengarahkan pandangan mereka untuk merebut Ukraina timur. Ini memicu peringatan bahwa perang dapat berlarut-larut.
Setelah pembicaraan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan kepala NATO, Jens Stoltenberg, mereka memperingatkan sekutu Ukraina perlu bersiap untuk 'perang gesekan' yang melelahkan.
"Kami hanya harus bersiap untuk jangka panjang," ucap Stoltenberg.
Ia menegaskan kembali, NATO tidak ingin konfrontasi langsung dengan Rusia.
Sementara kemajuan telah jauh lebih lambat dari yang diharapkan Moskow, pasukan Rusia telah memperluas kontrol di luar 43.000 kilometer persegi.
"Hari ini, sekitar 20 persen wilayah kami berada di bawah kendali penjajah," ucap Zelensky.
Baca juga: AS Tambahkan Pabrik Pesawat Rusia ke Daftar Hitam Ekonomi
Sejak invasi Rusia yang dimulai pada 24 Februari, ribuan orang tewas dan jutaan lainnya terpaksa mengungsi. Ukraina timur sekarang menanggung beban serangan Rusia, yang menurut Zelensky membunuh hingga 100 tentara Ukraina setiap hari.
Pertempuran jalanan berkecamuk di pusat industri Severodonetsk di Lugansk, bagian dari Donbas.
Rusia sudah menguasai sekitar 80 persen kota strategis itu tetapi para pembelanya melakukan perlawanan keras. Gubernur regional Lugansk Sergiy Gaiday bersumpah, pasukan Ukraina di sana akan berperang 'sampai akhir'.
Pabrik Azot di Severodonetsk, salah satu pabrik kimia terbesar di Eropa, menjadi sasaran tentara Rusia yang menembaki salah satu gedung administrasi dan gudang tempat penyimpanan metanol.
Gaiday mengatakan, pasukan Ukraina masih menguasai zona industri. Sementara itu, di kota Sloviansk, penduduk mengatakan pengeboman terus dilakukan pasukan Rusia.
"Sangat sulit di sini," kata paramedia Ekaterina Perednenko.
"Penembakan dimana-mana, sangat menakutkan. Tidak ada listrik, air atau gas," sambung dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News