Ilustrasi oleh Medcom.id.
Ilustrasi oleh Medcom.id.

17 Orang Tewas Usai Konsumsi Kokain yang Tercemar

Medcom • 03 Februari 2022 13:00
Buenos Aires: Setidaknya 17 orang tewas dan 56 lainnya dilarikan ke rumah sakit di Argentina setelah mengkonsumsi kokain yang diduga mengandung zat beracun. Kasus ini tersebar di sedikitnya delapan kota di Provinsi Buenos Aires yang luas, sebagaimana dilaporkan pihak berwenang dan media lokal, Rabu 2 Februari 2022. 
 
Pemerintah menyebut jumlah korban tewas kemungkinan akan bertambah. Kini, korban tewas berasal dari Hurlingham, San Martin, Tres de Febrero.
 
“Kami sedang menunggu hasil tes laboratorium dan hasil penyelidikan terhadap orang-orang yang telah ditahan,” kata Menteri Keamanan Provinsi Buenos Aires, Sergio Berni, dikutip dari The Star, Kamis, 3 Februari 2022. 

Kementerian Kesehatan Argentina dalam pernyataan resminya menyebut diyakini beberapa korban mengalami keracunan opioid. Pernyataan tersebut juga menyampaikan angka korban yang dirawat di rumah sakit terus meningkat.
 
Aparat keamanan Provinsi Buenos Aires telah menahan sejumlah tersangka yang diduga mengedarkan narkoba tersebut setelah kematian pertama terjadi Rabu lalu.
 
Sejumlah media lokal memberitakan kokain tersebut dicampur dengan zat beracun. Kemungkinan hal ini dilakukan oleh kelompok pengedar yang berniat mengurangi biaya produksi di tengah persaingan dengan kelompok lain.
 
Pemerintah daerah Tres de Febrero mengaku sudah mengetahui adanya sejumlah korban yang sakit parah karena kokain yang diduga palsu. Pemerintah setempat telah bekerja sama dengan layanan kesehatan dan layanan darurat untuk mencegah peningkatan angka kematian.
 
Di antaranya, pemerintah daerah setempat meminta warga untuk membuang obat-obatan yang dibeli baru-baru ini. Terutama, yang menyebabkan gejala berupa kebingungan, kejang-kejang atau kehilangan kesadaran.
 
“Ini bukan penyelidikan biasa,” ujar jaksa San Martin, Marcelo Lapargo, menyinggung penggerebekan yang dilakukan pihak kepolisian untuk menyita seluruh kokain yang tercemar.
 
“Langkah paling penting saat ini adalah untuk menghentikan pengedaran untuk mencegah lebih banyak kematian,” pungkasnya. (Kaylina Ivani)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan