Pertunjukan gamelan yang mengusung tema “Harmonious Tapestry of Indonesian Gamelan, Bridging Nations in Celebration of Indonesia-U.S. Relationship” ini telah menorehkan sejarah, di bawah payung perayaan 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia-AS.
Bekerja sama dengan Field Museum, para pemain Indonesia yang merupakan diaspora dan pegiat seni budaya Indonesia, berkolaborasi dengan pemain AS yang tergabung dalam kelompok musik gamelan Friends of the Gamelan (FROG).
Sekitar 600 orang pengunjung memadati Stanley Field Hall, aula utama di Field Museum, baik dari lantai dasar maupun dari lantai dua.
Para penonton yang mayoritas adalah warga AS terpesona dalam konser yang berlangsung selama 2 jam, yang terdiri dari pertunjukan gamelan Jawa dan gamelan Bali beserta tarian tradisional yang mengiringi kedua pertunjukan gamelan tersebut.
Tim pemain gamelan dengan piawai menunjukkan pesona gamelan, begitupun dengan gerakan tim penari dan suara tim penyanyi yang dengan begitu apik memukau para penonton.
Koleksi Gamelan 1893
Untuk pertama kalinya dalam sejarah, Field Museum juga memarkan koleksi Gamelan tahun 1893 kepada para pengunjung melalui complementary educational programming. Koleksi Gamelan 1893 merupaka satu set koleksi gamelan tertua di dunia yangdibawa oleh komunitas Jawa pada saat pameran kebudayaa World Columbian Exposition pada tahun 1893di Chicago.Para pengunjung dapat melihat secara langsung, mendengarkan mini presentasi, dan berdiskusi bersama pihak Departemen Antropologi Field Museummengenai koleksi gamelan tersebut.
Konsul Jenderal RI di Chicago, Listyowati, dalam sambutan pembukanya mengatakan bahwa gamelan telah menjadi simbol historis hubungan Indonesia dan AS, dan telah memainkan peran penting dalam pertukaran lintas budaya dan masyarakat antara kedua negara.
“Hari ini kita berkumpul tidak hanya untuk menyaksikan indahnya kesenian gamelan dan kebudayaan Indonesia, tetapi juga untuk merayakan 75 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dan Amerika Serikat,” kata Konjen Listyowati, dikutip dari siaran pers KJRI Chicago, Senin, 28 Oktober 2024.
“Sebuah pencapaian yang mencerminkan kekuatan diplomasi, kolaborasi, dan saling pengertian yang telah berkembang sejak tahun 1949, di berbagai bidang, tidak hanya dalam bidang ekonomi dan politik, tetapi juga dalam bidang budaya. Budaya adalah jembatan yang mempertemukan perbedaan, dan melalui gamelan, kita berbicara dalam bahasa universal yang dapat dipahami oleh semua bangsa,” lanjutnya.
Presiden Field Museum, Dr. Julian Siggers, dalam pertemuan terpisah dengan Konjen Listyowati menegaskan mengenai pentingnya diplomasi budaya dalam membangun hubungan antara Indonesia dan AS, dan bagaimana Field Museum siap mendukung berbagai upaya memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia kepada publik AS.
“Gamelan dan tariannya, dengan keindahan ritme dan harmoninya, adalah salah satu wujud dari kekayaan budaya Indonesia yang telah memikat hati banyak orang, termasuk di Amerika Serikat. Kehadiran gamelan di Field Museum, sebuah tempat yang sangat menghargai keberagaman budaya dunia, sangatlah signifikan,” ucap Dr. Jamie Kelly, Kepala Departemen Antropologi Field Museum, dalam sambutan pembukanya.
'Saya Merinding'
Direktur untuk Kerja Sama Pemerintah Field Museum, Dr. Mimi Cowan, mengatakan bahwa konser ini berlangsung atas kerja sama erat KJRI Chicago dan Field Museum.“Beberapa bulan yang lalu, kami mengadakan pertemuan dengan KJRI Chicago dan kami mendengar tentang kesempatan baik ini. Kami menyambut baik rencana kolaborasi serta apresiasi atas inisiatif yang disampaikan KJRI untuk memperkuat kerja sama dan diplomasi kebudayaan antar dua negara,” ujar Mimi.
Salah seorang pengunjung yang juga merupakan seorang profesor linguistik dari Universitas DePaul Chicago, menyampaikan kekagumannya pada pertunjukangamelan.
“Saya merinding mendengar keanggunan suara gamelan dan penyanyi sinden, serta harmoni dan keindahan tarian, seperti membawa saya kembali ke masa lampau,” kata pengunjung itu.
Sementara itu, seorang pengunjung asal negara Meksiko mengagumi keindahan kostum yang dikenakan para penari, penyanyi sinden, dan pemain gamelan, serta keindahan perpaduan suara penyanyi sinden dan suara gamelan. “Perpaduan suara musik dari gamelan dan suara penyanyi sinden terdengar sangat unik dan saya sangat menikmatinya,” katanya.
Setelah penyelenggaraan Konser Gamelan ini, kolaborasi antara KJRI Chicago dan Field Museum diharapkan dapat semakin meningkat, diantaranya melalui program pameran, pertunjukan seni, dan seminar kebudayaan, atau pun melalui pengembangan program pelatihan dan riset bersama, serta pertukaran seniman dan budayawan.
Sebagai informasi, Field Museum of Natural History, atau yang dikenal sebagai Field Museum, merupakan salah satu museum terbesar dan paling terkenal di dunia, yangdibuka setelah World Columbian Exposition pada tahun 1893, dan awalnya digunakan untuk menyimpan artefak dan eksponat (barang-barang peninggalan) dari pameran tersebut.
Namun seiring berjalannya waktu, koleksi Field Museum telah berkembang secara signifikan dan mencakup berbagai bidang seperti antropologi, zoologi, paleontologi, botani, dan geologi, dimana saat ini Field Museum memiliki lebih dari 40 juta artefak dan spesimen.
Koleksi ini juga mencakup benda-benda budaya dan sejarah dari berbagai belahan dunia, seperti artefak Mesir kuno, benda-benda peninggalan suku asli Amerika dan Amerika Selatan, serta koleksi ilmiah lainnya.
Baca juga: Warga AS dan Diaspora RI Tampil Memukau dalam 'Bali by the Bay' di San Francisco
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News