Di samping menjauhkan diri dari diskusi politik, Zelensky rupanya tidak menanggapi serius saran apa pun tentang Ukraina, mengenai apakah harus digelar pemilu demi membuktikan kredibilitas demokrasi yang baik.
Darurat militer di Ukraina pada awal invasi besar-besaran Rusia di bulan Februari 2022 yang melarang pihak berwenang mengadakan pemilu tidak menyurutkan perdebatan di dalam dan luar negeri tentang pemilu tahun depan.
Zelensky menyatakan dalam sebuah rekaman bahwa penting untuk memusatkan konsentrasi pada tantangan militer yang sedang dihadapi Ukraina dalam melawan invasi pasukan Rusia yang menduduki hampir seperlima wilayahnya selama lebih dari 20 bulan pasca invasi.
"Kita semua memahami bahwa saat ini, di masa perang, ketika terdapat banyak tantangan, sangatlah tidak bertanggung jawab jika membahas topik terkait pemilu dengan cara yang sembrono,” ujar Zelensky, dikutip dari Malay Mail, Selasa, 7 November 2023.
Demokrasi Ukraina
"Kita perlu menyadari bahwa ini adalah waktu untuk membela diri, waktu untuk berperang, yang menjadi sandaran nasib negara dan rakyatnya. Saya percaya bahwa pemilu tidak tepat pada saat ini," tambah dia.Ketika memasuki masa damai, Ukraina akan mengadakan pemilu parlemen di bulan Oktober dan putaran pertama pemilu presiden di awal musim semi 2024.
Senator Partai Republik Amerika Serikat (AS), Lindsey Graham beserta beberapa pejabat Barat lainnya, mendorong Ukraina untuk mengadakan pemilu demi mewujudkan demokrasi dalam pemungutan suara yang bebas dan adil saat berperang.
Menurut Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba, presiden sedang mempertimbangkan pro dan kontra pemilu apabila dilakukan di masa perang.
Zelensky sebelumnya pernah mengatakan dirinya siap menggelar pemilu jika Ukraina menerima bantuan yang dibutuhkan dan jika pemilu memang dianggap perlu. (Abdurrahman Addakhil)
Baca juga: Khawatir 'Dicuekin' AS, Zelensky Minta Tambahan Senjata ke NATO
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
