Larangan ini semakin mengurangi jumlah negara yang masih membolehkan tradisi adu hewan yang telah berlangsung selama berabad-abad.
Petro menandatangani UU larangan di depan ratusan aktivis hak-hak hewan dalam sebuah upacara di arena adu banteng di Bogota. Penandatanganan dilakukan setelah seorang pendukung yang mengenakan kostum banteng menyerahkan salinan UU tersebut.
"Kita tidak bisa mengatakan kepada dunia bahwa membunuh makhluk hidup untuk hiburan adalah budaya," ujar Petro dalam pidatonya.
"Budaya membunuh hewan untuk hiburan dapat membawa kita ke budaya membunuh manusia untuk hiburan, karena kita juga sebenarnya hewan," sambungnya, merujuk pada manusia yang masuk kategori kingdom animalia dalam taksonomi biologi.
Larangan ini telah disetujui Kongres Kolombia pada Mei lalu setelah terjadinya perdebatan panjang. RUU tersebut meminta pemerintah Kolombia untuk sepenuhnya melarang adu banteng pada 2027, dan mengubah lebih dari 12 arena adu banteng menjadi tempat budaya dan olahraga.
Kelompok Pro-Adu Banteng
Adu banteng, yang telah ada sejak zaman kolonial Spanyol, mengalami penurunan popularitas di Kolombia dalam beberapa tahun terakhir seiring perubahan pandangan terhadap hak-hak hewan.Penggemar adu banteng berpendapat bahwa larangan ini melanggar hak-hak minoritas untuk mengekspresikan warisan budaya mereka dan mengancam mata pencaharian yang terlibat dalam industri ini, seperti matador, promotor acara, pedagang, dan peternak yang berspesialisasi dalam membiakkan hewan-hewan agresif dan berotot dalam adu banteng.
Senin kemarin, kelompok-kelompok pro-adu banteng meluncurkan kampanye media sosial untuk mendukung tradisi ini. Mereka mengkritik RUU tersebut disetujui tanpa dukungan dari kementerian tenaga kerja Kolombia. Mereka berencana menggugat undang-undang ini di Mahkamah Konstitusi Kolombia.
Hanya tujuh negara yang masih mengizinkan adu banteng, yaitu Spanyol, Prancis, Portugal, Meksiko, Venezuela, Ekuador, dan Peru, dengan beberapa daerah di negara-negara tersebut telah memberlakukan larangan lokal.
Petro, yang telah lama menentang adu banteng sejak menjabat sebagai wali kota Bogota, mencabut kontrak kota yang mengizinkan adu banteng di tahun 2012. Aktivis hak-hak hewan Kolombia telah gagal melobi Kongres selama dua dekade untuk melarang adu banteng di Kolombia, dan akhirnya berhasil pada Mei lalu dengan dukungan dari legislator Partai Pakta Historis Petro dan beberapa anggota partai sentris serta konservatif.
"Selama bertahun-tahun kami telah melakukan protes, melobi kongres, dan mencoba memenangkan hati rakyat Kolombia," kata Chucho Merchan, seorang aktivis vegan dan musisi, pada acara di hari Senin.
"Sehingga di negara yang memiliki begitu banyak kekerasan ini, kami dapat memberikan contoh bahwa merupakan sesuatu yang mungkin untuk berevolusi menuju dunia yang lebih adil dan bebas dari kekejaman," sambungnya. (Shofiy Nabilah)
Baca juga: Banteng Seruduk dan Cederai Tiga Orang di Festival Spanyol
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News