Menurut utusan Uni Emirat Arab untuk PBB, Lana Nusseibeh, pemungutan suara - yang sudah ditunda untuk ketiga kalinya ini, akan dilakukan pada hari ini, Kamis, 21 Desember 2023.
“Semua orang ingin melihat resolusi yang mempunyai dampak dan dapat diterapkan di lapangan, dan ada beberapa diskusi yang sedang berlangsung mengenai bagaimana mewujudkannya,” Nusseibeh, dilansir dari Al Jazeera, Kamis, 21 Desember 2023.
Teks tersebut bertujuan untuk melemahkan kendali Israel atas semua pengiriman bantuan kemanusiaan ke 2,3 juta orang di Gaza. Teks awal dilaporkan telah dimodifikasi untuk melunakkan seruan untuk mengakhiri pertempuran di Gaza guna menghindari veto lagi dari AS.
“Kami ingin memastikan bahwa resolusi tersebut tidak melakukan apa pun yang justru dapat merugikan penyaluran bantuan kemanusiaan, dan menjadikannya lebih rumit. Itu yang menjadi fokus kami,” kata Blinken.
“Saya harap kita bisa mencapai kesepakatan yang bagus,” lanjutnya.
Saat ini, Israel memantau terbatasnya bantuan kemanusiaan dan pengiriman bahan bakar ke Gaza melalui penyeberangan Rafah dari Mesir dan penyeberangan Karem Abu Salem yang dikuasai Israel, yang dikenal sebagai Kerem Shalom dalam bahasa Ibrani.
Pada Rabu kemarin, konvoi pertolongan pertama memasuki Gaza langsung dari Yordania dengan membawa 750 metrik ton makanan. Program Pangan Dunia mengatakan setengah dari penduduk Gaza kelaparan dan hanya 10 persen dari kebutuhan makanan yang masuk ke Gaza sejak perang dimulai pada 7 Oktober.
AS dan Israel menentang gencatan senjata karena yakin gencatan senjata hanya akan menguntungkan Hamas. Washington hanya mendukung jeda dalam pertempuran untuk melindungi warga sipil dan memungkinkan pembebasan tawanan yang diambil oleh Hamas.
Baca juga: Korban Tewas Serangan Israel di Gaza Melebihi 20 Ribu Jiwa
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News