Moskow: Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan bahwa dia yakin beberapa pemimpin asing sedang mempersiapkan perang melawan Rusia. Dia menegaskan bahwa Moskow akan melanjutkan operasi militernya di Ukraina sampai ‘akhir’.
Lavrov juga mengatakan Rusia tidak memikirkan perang nuklir.
“Operasi militer Rusia melawan Ukraina bertujuan, antara lain, untuk memastikan bahwa Kiev tidak bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO),” kata Lavrov kepada televisi pemerintah Rusia Kamis 3 Maret 2022, seperti dikutip AFP, Jumat 4 Maret 2022.
Tidak memberikan bukti untuk mendukung pernyataannya dalam sebuah wawancara dengan televisi pemerintah, seminggu setelah Rusia menginvasi Ukraina, ia juga menuduh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, memimpin "sebuah masyarakat di mana Nazisme berkembang".
“Kami tidak ragu bahwa solusi untuk krisis di Ukraina akan ditemukan dan babak baru pembicaraan akan dimulai antara pejabat Ukraina dan Rusia,” ujarnya.
“Tetapi dialog Rusia dengan Barat harus didasarkan pada rasa saling menghormati. Selama ini NATO berusaha mempertahankan supremasi,” tuturnya.
Lavrov turut mengatakan bahwa sementara Rusia memiliki banyak niat baik, itu tidak bisa membiarkan siapa pun merusak kepentingannya.
“Moskow tidak akan membiarkan Ukraina menjaga infrastruktur yang mengancam Rusia,” katanya.
Lavrov menambahkan bahwa Moskow juga tidak bisa mentolerir apa yang dia katakan sebagai ancaman militer dari Ukraina. Seraya menambahkan bahwa dia yakin bahwa Rusia benar atas Ukraina.
"Pemikiran nuklir terus berputar di kepala politisi Barat tetapi tidak di kepala Rusia. Saya meyakinkan Anda bahwa kami tidak akan membiarkan provokasi apa pun untuk membuat kami tidak seimbang,” tegasnya.
Menurut Lavrov, Rusia tidak merasa terisolasi secara politik, dan pertanyaan tentang bagaimana kehidupan Ukraina harus ditentukan oleh rakyatnya.
Pejabat Ukraina menuduh pasukan Rusia menyerang wilayah sipil tetapi Lavrov mengatakan pasukan Rusia memiliki perintah ketat untuk menggunakan senjata presisi tinggi untuk menghancurkan infrastruktur militer.
Lavrov mengatakan, pasukan Rusia menyerang sasaran militer di Ukraina tetapi menambahkan bahwa istilah ‘kerusakan jaminan’ telah digunakan sejak operasi militer Barat di Irak dan Libya.
Tanpa memberikan bukti, Lavrov mengatakan Rusia memiliki informasi bahwa Amerika Serikat khawatir tentang prospek kehilangan kendali atas apa yang dia sebut sebagai laboratorium kimia dan biologi di Ukraina dan menuduh Inggris membangun pangkalan militer di sana.
Lavrov juga mengatakan Rusia tidak memikirkan perang nuklir.
“Operasi militer Rusia melawan Ukraina bertujuan, antara lain, untuk memastikan bahwa Kiev tidak bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO),” kata Lavrov kepada televisi pemerintah Rusia Kamis 3 Maret 2022, seperti dikutip AFP, Jumat 4 Maret 2022.
Tidak memberikan bukti untuk mendukung pernyataannya dalam sebuah wawancara dengan televisi pemerintah, seminggu setelah Rusia menginvasi Ukraina, ia juga menuduh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, memimpin "sebuah masyarakat di mana Nazisme berkembang".
“Kami tidak ragu bahwa solusi untuk krisis di Ukraina akan ditemukan dan babak baru pembicaraan akan dimulai antara pejabat Ukraina dan Rusia,” ujarnya.
“Tetapi dialog Rusia dengan Barat harus didasarkan pada rasa saling menghormati. Selama ini NATO berusaha mempertahankan supremasi,” tuturnya.
Lavrov turut mengatakan bahwa sementara Rusia memiliki banyak niat baik, itu tidak bisa membiarkan siapa pun merusak kepentingannya.
“Moskow tidak akan membiarkan Ukraina menjaga infrastruktur yang mengancam Rusia,” katanya.
Lavrov menambahkan bahwa Moskow juga tidak bisa mentolerir apa yang dia katakan sebagai ancaman militer dari Ukraina. Seraya menambahkan bahwa dia yakin bahwa Rusia benar atas Ukraina.
"Pemikiran nuklir terus berputar di kepala politisi Barat tetapi tidak di kepala Rusia. Saya meyakinkan Anda bahwa kami tidak akan membiarkan provokasi apa pun untuk membuat kami tidak seimbang,” tegasnya.
Menurut Lavrov, Rusia tidak merasa terisolasi secara politik, dan pertanyaan tentang bagaimana kehidupan Ukraina harus ditentukan oleh rakyatnya.
Pejabat Ukraina menuduh pasukan Rusia menyerang wilayah sipil tetapi Lavrov mengatakan pasukan Rusia memiliki perintah ketat untuk menggunakan senjata presisi tinggi untuk menghancurkan infrastruktur militer.
Lavrov mengatakan, pasukan Rusia menyerang sasaran militer di Ukraina tetapi menambahkan bahwa istilah ‘kerusakan jaminan’ telah digunakan sejak operasi militer Barat di Irak dan Libya.
Tanpa memberikan bukti, Lavrov mengatakan Rusia memiliki informasi bahwa Amerika Serikat khawatir tentang prospek kehilangan kendali atas apa yang dia sebut sebagai laboratorium kimia dan biologi di Ukraina dan menuduh Inggris membangun pangkalan militer di sana.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News