"Di KTT G20, saya tidak dapat meninggalkan Ukraina, dan saya tidak dapat pergi ke mana pun secara pribadi karena saya tinggal bersama rakyat saya," kata Zelensky dalam forum Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI), Jumat, 27 Mei 2022.
"Mereka membutuhkan dukungan saya, dan saya membutuhkan dukungan mereka di sini. Jadi jika perang berlanjut, saya tidak akan bergabung dengan Anda (secara fisik)," serunya.
Meski demikian, ia bersedia hadir secara virtual di KTT G20 jika memang diperbolehkan. "Jika ada perang, (kehadiran saya) bisa dilakukan secara virtual, hanya jika Indonesia menerima opsi ini," imbuh dia.
Zelensky mengaku sangat terhormat telah diundang menghadiri KTT G20 di Bali pada November mendatang. Ia sekali lagi mengatakan bahwa undangan disampaikan langsung oleh Presiden Joko Widodo.
"Saya sangat berterima kasih kepada Presiden Indonesia atas undangannya ke KTT G20 musim gugur ini. Kami menerima undangan ini dengan kehormatan dan kegembiraan," katanya.
Ia berharap, lewat undangan ini, dunia dapat menyelesaikan masalah besar yang menimpa negaranya. "Kita tidak boleh membiarkan kelaparan skala besar terjadi. Kita harus menghentikan kekejaman dan depresi dalam skala seperti itu," sambungnya secara virtual.
Zelensky mengatakan, dunia harus menghentikan 'pemerasan' nuklir dan bermain dengan ancaman senjata biologi kimia," tuturnya.
"Saya percaya, di KTT itu, kita hanya akan memiliki negara-negara sahabat, negara mitra dan tidak akan ada penjajah atau agresor," ucap Zelensky merujuk pada kehadiran Rusia.
Dalam forum ini, Zelensky menginginkan masyarakat Indonesia berdoa bagi perdamaian dunia. "Untuk menyelamatkan umat manusia dari tekanan seperti ini," pungkasnya.
Baca: Presidensi G20, Keberhasilan Jokowi Perkuat Daya Tawar Indonesia di Kancah Global
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News