Ekuador mengalami lonjakan kekerasan saat sejumlah geng pengedar kokain bersaing memperebutkan wilayah dan rute pasokan.
Kekerasan yang terkadang berujung mengerikan, melibatkan pemenggalan atau pembakaran, telah menyebabkan ratusan orang tewas dalam beberapa tahun terakhir di jalanan dan di penjara Ekuador.
Dalam peristiwa belum lama ini, sejumlah geng berseteru dengan kejam dalam pembantaian penjara yang disebut-sebut terburuk di seantero Amerika Latin.
Sementara dalam aksi kekerasan di luar penjara, beberapa serangan menyebabkan empat orang tewas di ibu kota Quito. Senin lalu, enam orang tewas dan delapan luka-luka dalam baku tembak geng di Guayaquil, kota pelabuhan yang paling terpukul oleh kekerasan terkait peredaran narkoba.
Guayaquil adalah kota dan pelabuhan terbesar di Ekuador, yang juga menjadi pusat ekonomi negara tersebut.
Lokasi Guayaquil, rumah bagi tiga juta dari 18 juta penduduk Ekuador, menjadikannya titik peluncuran strategis untuk peredaran narkoba ke Amerika Serikat dan Eropa.
Pada 4 Juni lalu, serangan di sebuah rumah di kota tersebut menewaskan lima orang, termasuk seorang polisi.
Ekuador terletak di antara Kolombia dan Peru, penghasil kokain terbesar di dunia.
Sepanjang tahun ini, pihak berwenang telah menyita 100 ton narkoba dalam operasi. Untuk tahun 2022, hasil tangkapannya lebih dari 200 ton, dan pada tahun 2021, rekornya mencapai 210 ton.
Tingkat pembunuhan di Ekuador hampir dua kali lipat antara 2021 dan 2022, dari 14 menjadi 25 pembunuhan per 100.000 penduduk, menurut data resmi pemerintah.
Pihak berwenang memperkirakan bahwa Ekuador memiliki lebih dari 12 kelompok kejahatan terorganisir di area perbatasannya, beberapa di antaranya memiliki ribuan anggota.
Sebagian organisasi kejahatan di Ekuador diyakini memiliki kaitan dengan Kartel Sinaloa dan Kartel Jalisco New Generation, yang keduanya berada di Meksiko.
Sejak menjabat pada 2021, Presiden Ekuador Guillermo Lasso berulang kali mengeluarkan keadaan darurat untuk memobilisasi militer di berbagai ruas jalan dan menerapkan jam malam dalam menghadapi tingkat kejahatan yang tinggi.
April lalu, Pemerintah Ekuador menyatakan anggota kelompok kejahatan terorganisir sebagai teroris, suatu klasifikasi yang memungkinkan militer dapat mengejar mereka dengan batasan yang lebih sedikit.
Baca juga: Pria Bersenjata Serang Kota Wisata Ekuador, 6 Tewas, 6 Luka-luka
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News