Kremlin mengatakan sekutu Navalny diduga telah menghapus bukti dari negara itu.
Navalny merupakan kritikus terkemuka Presiden Rusia, Vladimir Putin. Bulan lalu, ia diterbangkan ke Jerman setelah pingsan dalam penerbangan dari kota Tomsk ke Moskow.
Jerman menyimpulkan ia diracun dengan agen saraf Novichok. Namun, Rusia mengatakan mereka belum melihat bukti keracunan tersebut.
"Kami hingga kini masih kesulitan mendapatkan informasi dari Jerman," kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, dilansir dari Malay Mail, Selasa, 22 September 2020.
Sementara itu, Navalny meminta Moskow agar mengembalikan baju yang dipakainya saat ia koma bulan lalu. Menurut Navalny, baju itu dapat dijadikan barang bukti terjadinya serangan Novichok, racun syaraf era Uni Soviet.
Navalny mengatakan, pakaiannya diambil otoritas Rusia sebelum ia diterbangkan ke Jerman untuk menjalani perawatan lanjutan.
Tim dokter Jerman mengatakan, hasil tes dari tiga negara menyatakan Navalny telah terkena serangan racun Novichok. Jerman dan beberapa negara lain pun meminta penjelasan langsung dari Rusia.
"Sebelum mereka mengizinkan saya dibawa ke Jerman, mereka mengambil seluruh pakaian saya. Kala itu saya benar-benar telanjang," tulis Navalny di situs miliknya.
"Karena Novichok ditemukan di badan saya, semua pakaian saya adalah barang bukti yang sangat penting. Saya meminta agar pakaian saya dikemas dengan baik dalam kantung plastik dan dikirim ke sini," sambungnya.
Sejak keluar dari kondisi koma, Navalny mengkritik Pemerintah Rusia yang dinilai menolak menginvestigasi serangan racun Novichok.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News