Mengutip dari Washington Times, Rabu, 18 Desember 2024, tentara Korea Utara pertama kali dilaporkan berada di Rusia pada Oktober lalu. Namun, baru pada akhir pekan ini mereka dikonfirmasi terlibat dalam operasi militer utama bersama sekutu Rusia mereka.
Pentagon pada Senin kemarin menyatakan bahwa pasukan Korea Utara telah memulai operasi tempur dan mengalami korban jiwa, sementara Kremlin menolak memberikan komentar.
Laporan dari pihak Ukraina menyebutkan berbagai indikasi kehadiran tentara Korea Utara, termasuk cuplikan drone yang memperlihatkan unit serangan mereka serta video yang diunggah oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Dalam unggahan di akun X miliknya, Zelensky mempublikasikan video berdurasi 31 detik yang diklaim menunjukkan tentara Korea Utara dalam aksi.
Video tersebut dimulai dengan percakapan di medan bersalju, menunjukkan beberapa tentara beretnis Asia mengenakan pita merah. Salah satu suara yang berbicara dalam bahasa Rusia terdengar menyarankan mereka untuk mengenakan masker.
"Tidak ada yang tahu mereka ada di sini," balas suara lain dalam bahasa Rusia.
Desa Plekhove di Kursk
Cuplikan selanjutnya menampilkan tentara Asia tersebut bersembunyi setelah menyerang posisi Ukraina, sementara bagian akhir video memperlihatkan seorang tentara Rusia diduga membakar mayat seorang tentara yang tergeletak di salju.Zelenskyy mengkritik tindakan tersebut sebagai bentuk “penghinaan,” menyebutnya sebagai contoh tidak adanya rasa hormat yang kini merajalela di Rusia. Namun, sumber dari video itu belum diungkap, dan keabsahannya belum dikonfirmasi oleh intelijen.
Media Ukraina melaporkan bahwa pasukan Korea Utara, yang merupakan bagian dari pengiriman luar negeri besar pertama yang diizinkan oleh Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, berhasil merebut desa Plekhove di wilayah Kursk Rusia.
Desa tersebut sebelumnya berada di bawah kendali pasukan Ukraina setelah serangan lintas batas pada musim panas lalu.
Operasi pasukan Korea Utara di Plekhove dianggap berhasil meski mereka harus melintasi ladang ranjau dan menghadapi serangan dari drone serta artileri. Dengan strategi gelombang serangan langsung, mereka dikabarkan berhasil merebut desa tersebut dalam satu serangan, meski harus membayar mahal dengan banyaknya korban jiwa.
Seorang jurnalis Ukraina menyatakan bahwa pasukan Korea Utara kemungkinan akan terus digunakan dalam serangan skala besar dengan mengabaikan kerugian. Tentara Ukraina lainnya menyebut mereka sebagai personel yang terlatih, termotivasi, dan disiplin, mahir menggunakan senjata era Soviet, tetapi terkendala koordinasi buruk dengan pasukan Rusia.
Kekompakan Tentara Korea Utara
Laporan lain menunjukkan serangan drone bunuh diri yang menargetkan pasukan Korea Utara, menewaskan puluhan orang. Serangan menggunakan amunisi cluster juga dikabarkan sukses menghancurkan posisi pasukan Korea Utara.Andriy Kovalenko, Kepala Pusat Penanggulangan Disinformasi Kyiv, mempertanyakan berapa lama taktik ini dapat dipertahankan. Ia mencatat bahwa Korps ke-11 Korea Utara, yang dikenal sebagai “Korps Serbu,” mungkin kehilangan satu dari 25 tentaranya dalam pertempuran akhir pekan lalu.
Korps ini mencakup brigade pasukan khusus Korea Utara, termasuk infanteri ringan, pasukan udara, dan amfibi. Unit yang terlibat dalam serangan di Plekhove dilaporkan adalah Brigade Pasukan Khusus ke-92 dan ke-94 Korea Utara.
Para ahli militer Korea Selatan menyatakan bahwa pasukan Korea Utara memiliki toleransi tinggi terhadap korban dan mampu menjaga kekompakan selama pertempuran.
Mereka juga menunjukkan bahwa status tinggi yang diberikan kepada pemimpin militer Korea Utara dan kompensasi bagi keluarga tentara yang gugur kemungkinan menjadi motivasi utama mereka dalam pertempuran. (Muhammad Reyhansyah)
Baca juga: 30 Prajurit Korea Utara yang Dikerahkan Rusia Dikabarkan Tewas di Kursk
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News