Pasukan Ekuador di sekitar lokasi stasiun yang diserang. Foto: AFP
Pasukan Ekuador di sekitar lokasi stasiun yang diserang. Foto: AFP

Serbuan di Stasiun Televisi Ekuador Menewaskan 10 Orang

Fajar Nugraha • 10 Januari 2024 12:46
Guayaquil: Presiden Ekuador Daniel Noboa pada Selasa 9 Januari 2024 memberi perintah untuk ‘menetralisir’ geng-geng kriminal setelah orang-orang bersenjata melepaskan tembakan di sebuah studio TV. Para bandit mengancam akan mengeksekusi secara acak pada hari kedua teror di negara yang penuh kekerasan tersebut.
 
“Setidaknya 10 orang tewas dalam serangkaian serangan yang dituduh dilakukan oleh geng-geng negara,” ujar Presiden Noboa, seperti dikutup AFP, Rabu 10 Januari 2024.
 
“Ini adalah sebuahkonflik bersenjata internal,” imbuh Noboa.

Dia memberi perintah untuk "menetralkan" geng-geng kriminal setelah para gangster menyatakan perang menyusul kaburnya salah satu bos narkotika paling berkuasa di Ekuador pada Minggu.
 
Delapan orang tewas dan tiga lainnya luka-luka dalam serangan di kota pelabuhan Guayaquil, dan dua petugas “dibunuh dengan kejam oleh penjahat bersenjata” di kota terdekat Nobol, kata polisi Selasa malam.
 
Baca: Kekerasan Meningkat, Ekuador Deklarasikan Status 'Konflik Bersenjata Internal'.

Ekuador sudah lama menjadi surga damai yang diapit oleh eksportir kokain terkemuka Kolombia dan Peru. Ekuador telah menyaksikan kekerasan meledak dalam beberapa tahun terakhir ketika geng-geng saingan yang memiliki hubungan dengan kartel Meksiko dan Kolombia bersaing untuk mendapatkan kendali.
 
Setelah Jose Adolfo Macias, alias ‘Fito’ -,pemimpin geng terbesar di Ekuador Los Choneros,- Noboa pada Senin mengumumkan keadaan darurat dan jam malam di seluruh negeri.
 
Geng-geng membalas dengan menyandera petugas polisi, memicu ledakan di beberapa kota dan pada hari Selasa menyerbu studio televisi TC di Guayaquil dengan senjata dan bahan peledak.
 
Penyerang berkerudung melepaskan tembakan selama siaran langsung TC dan terdengar seorang wanita memohon: "Jangan tembak, tolong jangan tembak."
 
Para penyusup memaksa kru yang ketakutan ke tanah dan seseorang terdengar berteriak saat lampu studio padam tetapi siaran tetap berlanjut.
 
Polisi memasuki studio setelah sekitar 30 menit terjadi kekacauan.

Anda akan mendapat perang

Setelah itu, Noboa, 36, yang terpilih tahun lalu dengan janji memerangi kekerasan terkait narkoba, memerintahkan operasi militer "untuk menetralisasi " kelompok kejahatan terorganisir yang ia gambarkan sebagai "organisasi teroris dan aktor non-negara yang berperang."
 
Pihak berwenang melaporkan beberapa ledakan dan mobil dibakar pada hari Selasa, termasuk di ibu kota Quito, dan mengatakan tujuh petugas polisi telah diculik.
 
Sebuah video yang beredar di media sosial menunjukkan tiga petugas yang diculik duduk di tanah dengan pistol diarahkan ke arah mereka saat salah satu petugas dipaksa membaca pernyataan yang ditujukan kepada Noboa.
 
"Anda menyatakan perang, Anda akan mendapat perang," kata petugas yang jelas-jelas ketakutan itu. "Anda mengumumkan keadaan darurat. Kami menyatakan polisi, warga sipil, dan tentara sebagai rampasan perang,” tanya seorang petugas.
 
Pernyataan itu menambahkan bahwa siapa pun yang ditemukan di jalan setelah pukul 23.00 “akan dieksekusi.”
 
Terjadi kepanikan di jalanan, dengan toko-toko dan bisnis di berbagai kota tutup lebih awal dan penduduk bergegas pulang karena kelas tatap muka ditangguhkan di seluruh negeri hingga hari Jumat.
 
Brian Nichols, diplomat utama AS untuk Amerika Latin, mengatakan Washington “sangat prihatin” dengan kekerasan dan penculikan tersebut, dan berjanji untuk memberikan bantuan dan “tetap berhubungan erat” dengan tim Noboa.
 
Peru pada Selasa menetapkan perbatasannya dengan Ekuador dalam keadaan darurat.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan