"Prospek perdamaian terus berkurang," kata Guterres kepada Majelis Umum PBB di New York, dikutip dari laman The National News, Selasa, 7 Februari 2023.
Pidato Guterres kali ini memaparkan prioritas PBB untuk tahun 2023, yang berfokus pada perang Rusia-Ukraina, krisis iklim, dan kemiskinan ekstrem.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Saat invasi Rusia ke Ukraina mendekati peringatan satu tahunnya pada 24 Februari mendatang, Sekjen PBB khawatir dunia sedang bergerak menuju perang yang lebih luas dan terluka lebar.
"Peluang eskalasi lebih lanjut dan pertumpahan darah terus meningkat," sebut Guterres.
Mengenai ekonomi global, Sekjen PBB menyalahkan meningkatnya kesenjangan antara kaya dan miskin serta beban utang negara-negara berkembang pada arsitektur keuangan global yang dinilai "gagal."
"Kita telah memulai tahun 2023 dengan menatap ke bawah, menghadapi berbagai tantangan yang belum pernah ada sebelumnya dalam hidup kita," tutur Guterres.
"Tanpa reformasi mendasar, negara dan individu terkaya akan terus menimbun kekayaan, menyisakan remah-remah untuk komunitas serta negara di Global South," sambungnya.
Ia menyerukan "momen Bretton Woods baru," merujuk pada kesepakatan yang ditandatangani di tahun 1944 untuk menopang ekonomi global setelah Perang Dunia II. Guterres juga menekankan perlunya "mengubah pola pikir dalam pengambilan keputusan."
Selain itu, Guterres juga menyinggung mengenai konflik berkepanjangan Palestina dan Israel, di mana Solusi Dua Negara (Two-State Solution) disebutnya "semakin menjauh dari hari ke hari."
Baca juga: Eks PM Israel Sebut Putin Pernah Berjanji Tak Akan Bunuh Zelensky
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id