Mengutip dari Anadolu Agency, Minggu, 6 Oktober 2024, Kongres Palestina Merdeka menghadapi tentangan dari para aktor politik, termasuk komunitas Yahudi Austria, yang menekan polisi untuk melarang acara tersebut.
Penyelenggara berhasil memindahkan konferensi setelah lokasi acara di kota tersebut dibatalkan di menit-menit akhir.
Wilhelm Lagthaler, salah satu panitia penyelenggara, menggambarkan pembatalan tersebut sebagai "penghalang ala Wina," seraya mencatat bahwa rencana darurat memungkinkan Kongres Palestina Merdeka untuk tetap berlangsung.
Hanin Zuabi, mantan anggota parlemen Israel, dan Azzam Tamimi, seorang jurnalis Palestina-Inggris, termasuk di antara para pembicara tersohor di dalam acara.
Para pemimpin Barat khawatir anak muda akan mengetahui 'kebenaran' tentang Palestina
Tamimi menyoroti perubahan persepsi global tentang perlawanan Palestina setelah 7 Oktober 2023, menyebutnya sebagai "perjuangan untuk kebebasan dan martabat melawan ideologi Zionis" alih-alih sengketa teritorial.
Menjelaskan bahwa para penguasa di negara-negara Barat takut bahwa kaum muda akan melihat 'kebenaran' tentang perlawanan Palestina, Tamimi berkata: "Mereka takut bahwa ketika anak-anak mereka memangku jabatan dalam 10 tahun ke depan, mereka akan melihat dunia secara berbeda. Anak-anak mereka akan berada di pihak keadilan dan Palestina."
Zuabi menekankan bahwa Israel menargetkan semua warga Palestina, bukan hanya kelompok perlawanan Palestina Hamas, dan mencatat bahwa Israel memandang keberadaan mereka sebagai ancaman.
Meski menghadapi tantangan, penyelenggara melaporkan tingginya jumlah peserta kongres, yang menandakan minat internasional yang berkelanjutan terhadap perjuangan Palestina.
Baca juga: Satu Tahun Perang Gaza, Demonstran di Banyak Negara Desak Gencatan Senjata
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News