Pernyataan ini muncul dalam penyelidikan yang sedang berlangsung di Inggris terkait kematian Dawn Sturgess, seorang wanita yang tidak sengaja terpapar racun saraf pada 2018.
Skripal dan Yulia ditemukan tak sadarkan diri di bangku umum di Salisbury, Inggris, setelah Novichok dioleskan di gagang pintu depan rumah mereka.
Sementara Dawn Sturgess meninggal empat bulan kemudian setelah pasangannya, Charlie Rowley, menemukan botol parfum palsu yang diduga digunakan agen intelijen Rusia untuk menyelundupkan racun.
Keluarga Skripal, seorang polisi yang terlibat dalam penyelidikan, dan Rowley berhasil pulih setelah kondisi kritis akibat paparan racun saraf Novichok.
Rusia telah berulang kali membantah tuduhan keterlibatannya.
Tersangka asal Rusia
"Saya yakin Putin membuat sendiri semua keputusan penting. Karena itu, saya pikir dia setidaknya telah memberikan izin untuk menyerang Yulia dan saya," kata Skripal, seperti dikutip dari NZ Herald, Rabu. 15 Oktober 2024.
Meski meyakini Putin adalah yang memerintahkan serangan dengan racun, Skripal mengaku tidak memiliki bukti langsung. Ia juga mengungkapkan bahwa ia tidak mendapat peringatan tentang ancaman terhadap hidupnya pada saat itu, dan menambahkan bahwa Putin, yang dikenal secara pribadi, pernah terlibat dalam aktivitas ilegal terkait logam langka dan tertarik pada racun.
“Saya membaca bahwa Putin secara pribadi sangat tertarik pada racun dan suka membaca buku tentangnya,” tutur Skripa;.
Pihak berwenang Inggris telah mendakwa tiga warga Rusia, yang diyakini sebagai perwira intelijen militer GRU, atas percobaan pembunuhan terhadap Skripal dan Yulia. Namun, belum ada dakwaan resmi atas kematian Sturgess.
Dua dari tersangka sempat muncul di televisi Rusia. Mereka mengaku hanya wisatawan yang berkunjung ke katedral Salisbury. Ketiga tersangka membantah semua tuduhan. (Angel Rinella)
Baca juga: Polisi Inggris Temukan Racun Novichok dalam Botol Kecil
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News