Protes tersebut berlangsung di daerah dengan lalu lintas tinggi, di jembatan layang Avenue Road. Banyak warga mengeluh dengan demonstrasi tersebut.
“Masyarakat diperkirakan akan ditangkap, jika perlu. Kegiatan yang terjadi di jembatan layang Avenue Road di wilayah sekitarnya akan diselidiki dengan lensa kriminal,” kata Kepala Polisi Myron Demkiw pada rapat dewan polisi, dilansir dari Anadolu, pada Jumat, 12 Januari 2024.
Protes ini menjadi perhatian utama. Dikarenakan terjadi di wilayah yang telah ditutup oleh polisi setidaknya tiga kali akibat keluhan dari warga sekitar. Sebagian besar warga adalah orang Yahudi yang merasa terintimidasi.
Situasi ini menciptakan ketidaknyamanan bagi warga dan telah mendapatkan perhatian media, terutama Toronto Star. Daerah tersebut sering dijadikan tempat berkumpul para pengunjuk rasa pro-Palestina.
Beberapa kali penutupan jembatan telah diperlukan untuk mengendalikan situasi. Masyarakat dan beberapa anggota dewan kota meminta polisi untuk melarang demonstrasi di daerah tersebut.
Demkiw mengatakan, pengunjuk rasa juga berisiko mengalami cedera akibat lalu lintas yang padat. Namun kepala polisi setempat juga menegaskan, dampak aksi massa terhadap warga menjadi faktor utama pelarangan tersebut.
Demkiw mencatat bahwa perilaku para demonstran di sekitar jembatan telah menciptakan perasaan tidak aman dan intimidasi.
“Di luar tuduhan kejahatan, kami tahu bahwa perilaku di sekitar jembatan ini telah menimbulkan perasaan tidak aman dan intimidasi terhadap komunitas Yahudi karena alasan yang sangat bagus,” katanya.
Pada peristiwa sebelumnya, petugas polisi sudah pernah melarang pengunjuk rasa memasuki jembatan karena keramaian.
Namun, tindakan petugas yang memberikan kopi dan donat kepada para pengunjuk rasa di jembatan, mendapat kritik keras dari berbagai pihak. (Atika Pusagawanti)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News