"Seruan untuk menghindari mempermalukan Rusia hanya akan mempermalukan Prancis dan setiap negara yang mengikuti seruan tersebut," ucap Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba, dikutip dari The Week, Minggu, 5 Juni 2022.
"Sebaiknya kita semua fokus untuk menempatkan Rusia di tempat yang seharusnya. Langkah semacam itu akan mendatangkan perdamaian dan menyelamatkan banyak nyawa," sambungnya
Dalam wawancara dengan sejumlah surat kabar Prancis pada Jumat kemarin, Macron mengatakan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin telah membuat kesalahan "historis dan fundamental" terkait invasinya ke Ukraina.
Namun menurut Macron, negara-negara Barat sebaiknya tidak "mempermalukan Rusia" agar saat pertempuran berhenti suatu saat nanti, "kita dapat mencari jalan keluar bersama via rute diplomatik."
Baca: Macron Tegaskan Rusia Tidak Boleh Dipermalukan di Ukraina
Pasukan Rusia yang didukung serangan udara menggempur sebagian wilayah Ukraina timur sepanjang Sabtu kemarin. Gempuran itu menghancurkan sejumlah jembatan dan apartemen.
Menurut keterangan gubernur regional Serhiy Haidai, pasukan Rusia dan Ukraina sedang bertempur di berbagai ruas jalan di kota Severodonetsk dan Lysychansk.
"Serangan Rusia menewaskan empat orang, termasuk seorang ibu dan anak, di desa Hirske," sebut Haidai.
Setelah gagal merebut ibu kota Kiev, Rusia mengalihkan perhatian mereka ke Donbas di Ukraina bagian timur. Dalam beberapa hari terakhir, serangan Rusia difokuskan dalam upaya merebut Severodonetsk, kota dengan populasi sekitar 100 ribu sebelum invasi.
"Rusia sempat menguasai 90 persen wilayah kota (Severodonetsk), tapi pasukan Ukraina berhasil menghalau mereka dan merebut beberapa area," sebut Haidai pada Jumat kemarin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News