Sao Paulo: Vaksin covid-19 dari perusahaan Tiongkok, Sinovach Biotech Ltd dilaporkan menunjukkan kemanjuran, setelah uji Fase Tiga diselesaikan di Brasil. Hasil resmi dari penelitian akan diumumkan Rabu 23 Desember 2020 hari ini waktu setempat.
The Wall Street Journal pada 22 Desember 2020 menyebutkan bahwa berdasarkan keterangan ilmuwan yang terlibat dalam pengembangan vaksin ini, vaksin virus korona itu melewati ambang batas di atas 50 persen untuk kemanjuran yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Brasil adalah negara pertama yang menyelesaikan uji coba Fase Tiga vaksin CoronaVac milik Sinovac. Vaksin ini juga sedang diuji di Indonesia dan Turki. Dengan sebagian besar covid-19 terkendali di Tiongkok, pengembang vaksin di negara itu harus melakukan uji klinis di luar negeri.
“Mereka yang terlibat dalam uji coba Brasil, yang menyelesaikan Fase Tiga, minggu lalu mengatakan, kepada The Wall Street Journal bahwa hasilnya menunjukkan CoronaVac dengan tingkat efektif di atas 50 persen, ambang batas untuk vaksin dianggap layak oleh para ilmuwan internasional,” sebut laporan The Wall Street Journal.
“Namun mereka menolak untuk memberikan informasi lebih lanjut. Tetapi para ilmuwan yang melacak perkembangan vaksin mengatakan mereka mengharapkan bahwa vaksin bisa menunjukkan kemanjuran yang sebanding dengan vaksin covid-19 lainnya yang telah terbukti 95 persen efektif dalam uji coba,” imbuh laporan.
“Setiap orang mengharapkan tingkat kemanjuran di atas 90 persen,” kata Domingos Alves, seorang profesor di Sekolah Kedokteran Ribeirão Preto di São Paulo yang mengkhususkan diri dalam menganalisis data kesehatan.
Menurut Alves hasil dari uji coba tahap pertama sangat bagus.
“Institut Butantan Brasil, pusat penelitian yang didukung oleh pemerintah negara bagian Sao Paulo yang telah menguji CoronaVac, siap mengumumkan tingkat kemanjuran vaksin pada Rabu. Butantan mengatakan pada Senin bahwa mereka menganggap informasi apa pun yang diberikan saat ini mengenai kemanjuran vaksin sebagai "spekulasi belaka,” lanjut laporan dari The Wall Street Journal.
Ketika negara-negara kaya membeli dosis vaksin dari pembuat obat Barat, negara-negara yang lebih miskin menaruh harapan mereka pada Tiongkok. Vaksin CoronaVac dari Sinovac juga dapat disimpan di lemari es standar dengan suhu antara dua hingga tujuh derajat Celsius. Membuatnya lebih mudah untuk diangkut dan disimpan di wilayah yang kurang berkembang.
Gubernur Sao Paulo Joao Doria telah mempelopori pengembangan vaksin Tiongkok di Brasil, yang diharapkan menjadi salah satu vaksin pertama yang disetujui untuk digunakan di negara Amerika Latin yang terpukul parah. Brasil telah mencatat lebih dari 187.000 kematian akibat covid-19 sejauh ini dan terus melaporkan puluhan ribu kasus baru setiap hari, fakta suram yang menjadikannya tempat pengujian yang ideal untuk vaksin.
Sekitar 11.000 petugas kesehatan di ibu kota Brasil dan di tujuh negara bagian lainnya mengambil bagian dalam uji coba Fase Tiga. Separuh dari mereka menggunakan CoronaVac dan separuh lainnya menerima plasebo. Plasebo adalah istilah obat yang dibuat tanpa bahan kimia yang kadang hanya berisi cairan garam. Tapi efek plasebo telah banyak membuat orang sakit tersugesti untuk sembuh.
“Lebih dari 200 relawan tertular covid-19 selama uji coba, memberi peneliti sampel yang cukup besar untuk menghitung kemanjuran vaksin dengan menghitung berapa banyak relawan yang terinfeksi yang mengonsumsi CoronaVac atau plasebo,” tegas Direktur Butantan, Dimas Covas, dalam sebuah wawancara.
Covas mengatakan hasil Fase Tiga sedang ditinjau oleh komite independen yang terdiri dari lima ilmuwan. Mereka yang akan memberikan konfirmasi tingkat kemanjuran. Meskipun dia menolak untuk mengidentifikasi spesialis tersebut, Covas mengatakan bahwa mereka berasal dari negara selain Brasil atau Tiongkok.
Hasil uji coba akan diserahkan ke regulator obat di Brasil dan Tiongkok pada Rabu 23 Desember 2020. Covas mengatakan ada kemungkinan CoronaVac akan disetujui di Tiongkok sebelum Brasil.
The Wall Street Journal pada 22 Desember 2020 menyebutkan bahwa berdasarkan keterangan ilmuwan yang terlibat dalam pengembangan vaksin ini, vaksin virus korona itu melewati ambang batas di atas 50 persen untuk kemanjuran yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Brasil adalah negara pertama yang menyelesaikan uji coba Fase Tiga vaksin CoronaVac milik Sinovac. Vaksin ini juga sedang diuji di Indonesia dan Turki. Dengan sebagian besar covid-19 terkendali di Tiongkok, pengembang vaksin di negara itu harus melakukan uji klinis di luar negeri.
“Mereka yang terlibat dalam uji coba Brasil, yang menyelesaikan Fase Tiga, minggu lalu mengatakan, kepada The Wall Street Journal bahwa hasilnya menunjukkan CoronaVac dengan tingkat efektif di atas 50 persen, ambang batas untuk vaksin dianggap layak oleh para ilmuwan internasional,” sebut laporan The Wall Street Journal.
“Namun mereka menolak untuk memberikan informasi lebih lanjut. Tetapi para ilmuwan yang melacak perkembangan vaksin mengatakan mereka mengharapkan bahwa vaksin bisa menunjukkan kemanjuran yang sebanding dengan vaksin covid-19 lainnya yang telah terbukti 95 persen efektif dalam uji coba,” imbuh laporan.
“Setiap orang mengharapkan tingkat kemanjuran di atas 90 persen,” kata Domingos Alves, seorang profesor di Sekolah Kedokteran Ribeirão Preto di São Paulo yang mengkhususkan diri dalam menganalisis data kesehatan.
Menurut Alves hasil dari uji coba tahap pertama sangat bagus.
“Institut Butantan Brasil, pusat penelitian yang didukung oleh pemerintah negara bagian Sao Paulo yang telah menguji CoronaVac, siap mengumumkan tingkat kemanjuran vaksin pada Rabu. Butantan mengatakan pada Senin bahwa mereka menganggap informasi apa pun yang diberikan saat ini mengenai kemanjuran vaksin sebagai "spekulasi belaka,” lanjut laporan dari The Wall Street Journal.
Ketika negara-negara kaya membeli dosis vaksin dari pembuat obat Barat, negara-negara yang lebih miskin menaruh harapan mereka pada Tiongkok. Vaksin CoronaVac dari Sinovac juga dapat disimpan di lemari es standar dengan suhu antara dua hingga tujuh derajat Celsius. Membuatnya lebih mudah untuk diangkut dan disimpan di wilayah yang kurang berkembang.
Gubernur Sao Paulo Joao Doria telah mempelopori pengembangan vaksin Tiongkok di Brasil, yang diharapkan menjadi salah satu vaksin pertama yang disetujui untuk digunakan di negara Amerika Latin yang terpukul parah. Brasil telah mencatat lebih dari 187.000 kematian akibat covid-19 sejauh ini dan terus melaporkan puluhan ribu kasus baru setiap hari, fakta suram yang menjadikannya tempat pengujian yang ideal untuk vaksin.
Sekitar 11.000 petugas kesehatan di ibu kota Brasil dan di tujuh negara bagian lainnya mengambil bagian dalam uji coba Fase Tiga. Separuh dari mereka menggunakan CoronaVac dan separuh lainnya menerima plasebo. Plasebo adalah istilah obat yang dibuat tanpa bahan kimia yang kadang hanya berisi cairan garam. Tapi efek plasebo telah banyak membuat orang sakit tersugesti untuk sembuh.
“Lebih dari 200 relawan tertular covid-19 selama uji coba, memberi peneliti sampel yang cukup besar untuk menghitung kemanjuran vaksin dengan menghitung berapa banyak relawan yang terinfeksi yang mengonsumsi CoronaVac atau plasebo,” tegas Direktur Butantan, Dimas Covas, dalam sebuah wawancara.
Covas mengatakan hasil Fase Tiga sedang ditinjau oleh komite independen yang terdiri dari lima ilmuwan. Mereka yang akan memberikan konfirmasi tingkat kemanjuran. Meskipun dia menolak untuk mengidentifikasi spesialis tersebut, Covas mengatakan bahwa mereka berasal dari negara selain Brasil atau Tiongkok.
Hasil uji coba akan diserahkan ke regulator obat di Brasil dan Tiongkok pada Rabu 23 Desember 2020. Covas mengatakan ada kemungkinan CoronaVac akan disetujui di Tiongkok sebelum Brasil.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News