Sarah Everard menghilang saat berjalan kaki menuju rumahnya di London pada 3 Maret lalu. Jasad Everard kemudian ditemukan polisi pada Rabu kemarin di area hutan sekitar 80 kilometer dari tenggara London.
Jasad Everard ditemukan di dalam semacam kantung, dan identitasnya terungkap lewat pemeriksaan catatan gigi. Diduga kiuat Everard tewas akibat dibunuh.
Kematian Everard memicu gelombang protes dari perempuan mengenai bahaya berjalan kaki seorang diri di London pada malam hari. Mereka mengecam kepolisian dan otoritas London yang dinilai tidak dapat mengatasi masalah seperti ini.
Dilansir dari laman CGTN pada Minggu, 14 Maret 2021, acara mengenang kematian Everad berlangsung di London pada Sabtu kemarin. Sekelompok masyarakat datang membawa bunga dan menyalakan lilin di area Clapham Common, tempat terakhir kalinya Everard terlihat.
Kepolisian Metropolitan London kemudian datang dan membubarkan acara karena dinilai melanggar pembatasan Covid-19. Kepala Kepolisian Metropolitan London, Cressida Dick, mengatakan bahwa acara semakin ini "ilegal dan juga tidak aman."
Bentrokan pun tak terhindarkan saat polisi berusaha membubarkan acara. Beberapa aparat terlihat menyeret perempuan dari lokasi acara.
Wali Kota London Sadiq Khan, tokoh yang bertanggung jawab atas segala kebijakan di ibu kota Inggris, mengatakan bahwa respons petugas "tidak tepat dan bijak." Ia mengaku akan segera meminta penjelasan dari Dick.
Pemimpin Partai Buruh Keir Starmer menyebut bentrokan di Clapham Common "sangat mengkhawatirkan," sementara Menteri Dalam Negeri Priti Patel mengaku ingin segera mendengar keterangan polisi mengenai peristiwa tersebut.
Dalam kasus kematian Everard ini, tersangka utamanya adalah seorang polisi bernama Wayne Couzens.
Baca: Seorang Perempuan Hilang Sejak Sepekan, Polisi Inggris Jadi Tersangka Utama
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News