Dilansir dari laman Irish Examiner, Kepolisian Jerman melaporkan adanya lebih dari 90 korban tewas dalam musibah banjir di wilayah Ahrweiler. Polisi khawatir jumlah korban tewas dapat terus bertambah.
Jumat kemarin, otoritas Jerman mencatat adanya 63 korban tewas banjir di negara bagian Rhineland-Palatinate. Tambahan 43 orang lainnya dikonfirmasi meninggal dunia di North Rhine-Westphalia, dan 20 lainnya di Belgia.
Satu hari setelahnya, banjir di kedua negara terpantau mulai surut. Namun otoritas Jerman dan Belgia khawatir tambahan jasad akan mulai bermunculan satu per satu di tengah sejumlah wilayah.
Baca: Banjir di Eropa Menewaskan 126 Orang, Ratusan Lainnya Hilang
Saat banjir menerjang Jerman dan Belgia, sejumlah mobil dan truk dengan pengemudi di dalamnya tersapu derasnya aliran air.
Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier berencana mengunjungi Erftstadt, salah satu area terdampak banjir. Dalam upaya penyelamatan pada Jumat kemarin, petugas melihat adanya beberapa warga terjebak di balik rumah mereka yang roboh diterjang banjir.
Belanda, Luksemburg, dan Swiss juga terkena dampak banjir Eropa. Banyak faktor yang menyebabkan musibah banjir ini, dan salah satunya adalah pemanasan atmosfer dan perubahan iklim yang membuat curah hujan ekstrem lebih mungkin terjadi.
Perdana Menteri Belgia Alexander De Croo menyatakan 20 Juli mendatang sebagai hari berkabung nasional.
"Kami masih menunggu jumlah korban terakhir. Tetapi ini bisa menjadi banjir paling dahsyat yang pernah terjadi di negara kami," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News