Pernyataan tersebut muncul setelah Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan bertemu dengan mitranya dari Israel, Eyal Hulata di Gedung Putih. Pertemuan ini yang ketiga kalinya dari Kelompok Konsultatif Strategi AS-Israel di bawah pemerintahan Biden.
Sullivan menekankan komitmen fundamental Biden terhadap keamanan Israel untuk memastikan Iran tidak akan pernah mendapatkan senjata nuklir.
"Sullivan menjelaskan, pemerintahan ini percaya jika diplomasi adalah jalan terbaik untuk mencapai tujuan itu. Sementara juga mencatat penjelasan presiden bahwa jika diplomasi gagal, Amerika Serikat siap untuk beralih ke opsi lain," seru Gedung Putih, dilansir dari The National News, Rabu, 6 Oktober 2021.
Pertemuan tersebut menandai kunjungan pertama Hulata ke Gedung Putih karena pertemuan kelompok konsultatif strategis sebelumnya diadakan secara daring.
Pemerintahan Biden telah berusaha untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir dengan menawarkan bantuan kepada Iran dari sanksi yang melumpuhkan yang dijatuhkan oleh mantan presiden Donald Trump. Imbalannya, Teheran harus mengurangi kegiatan yang melanggar kesepakatan 2015.
Seorang pejabat senior AS mengatakan, waktu terobosan Iran untuk membangun senjata nuklir telah turun dari satu tahun menjadi beberapa bulan sejak Trump menarik diri dari kesepakatan. Ini mendorong Teheran untuk meningkatkan kegiatan nuklir yang melanggar kesepakatan.
Seperti pendahulunya, Perdana Menteri Israel Naftali Bennett menentang masuknya kembali AS ke dalam kesepakatan nuklir.
"Sejak pemerintah Bennett masuk, kami telah terlibat dalam hampir setiap hari, setiap minggu dan semakin sangat konstruktif, konsultasi yang sangat mendalam antara pemerintah kami tentang bagaimana secara efektif mengatasi banyak tantangan regional, termasuk ancaman yang ditimbulkan oleh Iran," kata pejabat senior AS tersebut.
"Dan itu termasuk program nuklir Iran, aktivitas regional yang tidak stabil, program rudal balistiknya, dukungan untuk terorisme (dan) jaringan (drone) yang didukung Iran," sambungnya.
AS, Iran dan penandatangan kesepakatan lainnya terakhir bertemu untuk pembicaraan putaran keenam di Wina pada Juni lalu di bawah mantan Presiden Iran Hassan Rouhani.
Namun, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh mengindikasikan pekan lalu bahwa dia mengharapkan Iran akan kembali ke meja perundingan di Wina pada November.
Kedua belah pihak sepakat di bawah Rouhani bahwa AS akan mencabut sanksi sektoral dan bahwa Iran akan mengurangi kegiatan nuklirnya untuk menghidupkan kembali kesepakatan itu.
Tetapi Teheran juga bersikeras bahwa Biden mencabut sanksi tambahan yang dijatuhkan oleh mantan presiden Donald Trump setelah menarik diri dari perjanjian itu pada 2018.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News