Taliban menguasai Afghanistan pada 15 Agustus lalu dengan merebut ibu kota Kabul tanpa melibatkan pertempuran sengit. Taliban masuk dengan leluasa karena Ashraf Ghani, presiden Afghanistan kala itu, melarikan diri ke luar negeri.
Von der Leyen berbicara mengenai Taliban usai mengunjungi sebuah pusat resepsi warga Afghanistan yang bekerja untuk beberapa institusi UE di Madrid, Spanyol. Sejumlah staf asal Afghanistan itu telah dievakuasi dari Kabul.
Ia menegaskan bantuan pengembangan dari UE erat kaitannya dengan hak asasi manusia, perlakuan baik terhadap kelompok minoritas, dan penghormatan hak-hak perempuan.
Sebelumnya, juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid menegaskan bahwa kelompoknya akan berubah dan lebih menghormati hak-hak perempuan walau tetap dalam "kerangka aturan Islam." Taliban mengaku akan mempersilakan perempuan di Afghanistan untuk mengenyam pendidikan dan bekerja di berbagai sektor, termasuk pemerintahan.
Baca: Taliban Berjanji Lindungi Hak-Hak Perempuan di Afghanistan
"Taliban bisa saja berkata-kata, tapi kami akan menilai aksi dan tindakan mereka," kata von der Leyen, dilansir dari laman France 24.
Komisi Eropa, lanjut von der Leyen, siap menyalurkan bantuan dana ke negara-negara UE yang membantu menampung pengungsi Afghanistan. Isu mengenai pengungsi Afghanistan ini akan dibahas dalam pertemuan G7 pekan depan.
Setelah lebih dari 1 juta imigran memasuki EU pada 2015, blok tersebut memangkas jumlah kedatangan pengungsi lewat sebuah perjanjian dengan Turki. Di bawah kesepakatan, Turki bersedia menampung imigran setelah menerima aliran dana dari UE.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News