Rasmus Paludan memegang salinan Al-Quran di Kopenhagen, Denmark, 27 Januari 2023. (Sergei GAPON / AFP)
Rasmus Paludan memegang salinan Al-Quran di Kopenhagen, Denmark, 27 Januari 2023. (Sergei GAPON / AFP)

Rasmus Paludan Lagi-Lagi Bakar Al-Qur'an, Kali Ini di Kopenhagen Denmark

Willy Haryono • 28 Januari 2023 17:16
Kopenhagen: Politikus kontroversial Rasmus Paludan lagi-lagi bikin ulah. Pria berkewarganegaraan Denmark-Swedia itu kembali membakar sebuah salinan Al-Qur'an, yang dilakukannya di depan gedung Kedutaan Besar Turki di Kopenhagen, Denmark.
 
Pekan kemarin, Rasmus Paludan membakar salinan Al-Qur'an di depan gedung Kedubes Turki di Stockholm, Swedia.
 
Melansir dari laman TRT World, Sabtu, 28 Januari 2023, Rasmus Paludan mengaku akan membakar salinan Al-Qur'an setiap hari Jumat hingga Swedia diizinkan masuk ke dalam aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

Aksi membakar Al-Qur'an di Swedia pekan lalu merupakan bagian dari unjuk rasa mengecam Turki yang dinilai mempersulit Swedia untuk menjadi bagian dari NATO.
 
Rasmus Paludan, politikus dan juga pengacara, gagal mendapatkan satu kursi di level nasional, regional maupun daerah melalui partai sayap kanan yang ia dirikan di Denmark dan Swedia. Partainya hanya meraih 156 suara dalam pemilu parlemen di Swedia pada 2022.
 
Mengenai aksi terbaru Rasmus Paludan di Kopenhagen, Denmark menekankan bahwa peristiwa tersebut tidak akan mengganggu "hubungan baik" dengan Turki.
 
"Tugas kami saat ini adalah berbicara kepada Turki mengenai kondisi di Denmark dengan demokrasi terbuka kami," ucap Menteri Luar Negeri Denmark Lokke Rasmussen kepada awak media.
 
"Ada perbedaan antara Denmark sebagai sebuah negara dan mengenai individu di dalamnya yang memiliki pandangan beragam," sambung dia.
 
Kecaman global telah dilayangkan kepada Rasmus Paludan yang berulang kali membakar Al-Qur'an. Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson menyebut aksi Paludan sebagai perbuatan "yang sangat kurang ajar," sementara Amerika Serikat (AS) menyebutnya sebagai perbuatan "menjijikkan."
 
Kemenlu AS menyebut pembakaran Al-Qur'an itu sebagai tindakan "seorang provokator" yang "mungkin secara sengaja ingin membuat jarak antar dua negara mitra kami, yaitu Turki dan Swedia."
 
Pembakaran Al-Qur'an memicu kecaman keras dari negara-negara mayoritas Muslim, salah satunya Turki. Ankara juga mengecam Pemerintah Swedia yang malah memberikan izin kepada Paludan atas nama "kebebasan berekspresi."
 
Baca juga:  Duh, Tokoh Sayap Kanan Belanda Robek dan Bakar Al-Qur'an
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan