"Pagi ini, pasukan Rusia menyerang sebuah pasar di Avdiivka," ucap Kyrylo Tymoshenko via aplikasi berkirim pesan Telegram.
"Militer Rusia membutuhkan lebih banyak darah, kematian, dan kehancuran. Ini merupakan perburuan terhadap nyawa warga sipil yang damai," sambungnya, dikutip dari laman New York Post.
Serangan terjadi setelah dua hari berlangsungnya rentetan peluncuran rudal dan pesawat nirawak (drone) oleh Rusia di seantero Ukraina. Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut rentetan serangan itu sebagai balasan atas penghancuran Jembatan Kerch penghubung Krimea dan Negeri Beruang Merah.
Baca: Rusia Tangkap Delapan Tersangka Terkait Ledakan Jembatan Krimea
Rangkaian serangan masih berlanjut di wilayah selatan dan timur Ukraina sepanjang Rabu. Sementara wilayah pusat Ukraina untuk sementara tidak terkena serangan.
"Tujuan utama Rusia sepertinya adalah membuat kami hidup di bawah ketakutan," sebut Vitali Kim, Gubernur Mykolaiv.
Otoritas Ukraina mengaku telah menembak jatuh sembilan drone Shahed-136 buatan Iran, dan juga delapan rudal jelajah Kalibr di dekat Mykolaiv.
Mykolaiv, rumah bagi sejumlah galangan kapal Ukraina, kehilangan aliran listrik sepanjang Rabu. Sejumlah wilayah lain di Ukraina juga mengalami hal serupa.
Seorang bocah perempuan berusia enam tahun dan dua lainnya terluka dalam serangan Rusia di Nikopol pada Rabu. Kota tersebut berlokasi di seberang Sungai Dniper dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhzhia yang diduduki pasukan Rusia.
Pasukan Ukraina dikabarkan telah merebut kembali tambahan lima desa dari militer Rusia di Kherson. Namun pengiriman bala bantuan Rusia disebut-sebut telah memperlambat pergerakan pasukan Ukraina dalam beberapa hari terakhir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News