Keputusan lockdown diambil PM Johnson pada Senin 23 Maret 2020 malam. Ia memperingatkan warga untuk tetap berada di dalam rumah, dan hanya boleh keluar untuk membeli makanan atau obat-obatan.
Semua toko non-esensial di seantero Inggris harus ditutup, begitu juga dengan taman bermain dan perpustakaan.
Dikutip dari Guardian, peningkatan kebijakan ini merupakan respons PM Johnson terhadap tudingan bahwa dirinya kurang tegas dalam menyerukan apa yang harus publik Inggris lakukan di tengah pandemi covid-19.
"Anda semua sebaiknya tidak perlu pergi dan bertemu teman. Jika teman Anda meminta bertemu, tolong katakan tidak. Anda juga tidak perlu bertemu keluarga yang tidak tinggal serumah," kata PM Johnson.
"Dilarang untuk rumah, kecuali untuk membeli makanan atau obat-obatan. Kegiatan ini juga tidak boleh terlalu sering dilakukan," lanjutnya.
"Jika Anda tidak mengikuti aturan ini, maka polisi memiliki wewenang untuk menindak, termasuk melalui denda atau pembubaran paksa," tegas PM Johnson.
Jumat kemarin, PM Johnson mengumumkan bahwa semua bar, restoran, dan pusat kebugaran di seantero Inggris harus ditutup. Namun kala itu ia belum mau membicarakan mengenai lockdown seperti yang sudah dilakukan beberapa negara lain.
"Dalam pertempuran ini, semua orang harus terlibat dan berjuang bersama. Saya yakin masyarakat Inggris dapat melewati tantangan ini," ungkap PM Johnson.
Berdasarkan data terbaru Universitas Johns Hopkins, jumlah kasus covid-19 di Inggris mencapai 6.726 dengan 336 kematian dan 140 pasien sembuh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News