Komisi HAM PBB khawatirkan konflik di Myanmar bisa menjadi konflik luas. Foto: AFP
Komisi HAM PBB khawatirkan konflik di Myanmar bisa menjadi konflik luas. Foto: AFP

Kepala HAM PBB khawatir Myanmar Menuju ‘Konflik Besar-besaran'

Fajar Nugraha • 13 April 2021 18:06
Jenewa: Kepala Hak Asasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Michelle Bachelet memperingatkan kondisi terburuk yang bisa dihadapi oleh Myanmar. Dia ingin memastikan kesalahan di masa lalu tidak terulang kembali.
 
Pada Selasa 13 April Bachelet memperingatkan tentang kemungkinan kejahatan terhadap kemanusiaan di Myanmar. Dia juga mengatakan, tampaknya Myanmar akan menuju konflik besar seperti yang melanda Suriah.
 
"Saya khawatir situasi di Myanmar sedang menuju konflik besar-besaran,” ucap Michelle Bachelet dalam sebuat pernyataan, seperti dikutip AFP, Selasa 13 April 2021.

“Negara tidak boleh membiarkan kesalahan mematikan di masa lalu di Suriah dan di tempat lain terulang," tegasnya.
 
Para penentang pemerintahan militer di Myanmar untuk saat ini tidak melakukan protes keras. Mereka justru membatalkan perayaan tahun baru tradisional yang jatuh pada hari ini, Selasa, 13 April 2021. Sebagai gantinya, mereka melakukan protes diam di seluruh negeri.
 
Liburan Tahun Baru yang dikenal sebagai Thingyan biasanya dirayakan dengan berdoa, ritual pembersihan patung Buddha di kuil, dan penyiraman air di jalanan.
 
"Kami tidak merayakan Myanmar Thingyan tahun ini, karena lebih dari 700 jiwa pemberani kami yang tidak bersalah telah terbunuh," kata seorang pengguna Twitter, Shwe Ei.
 
Laman Channel News Asia, Selasa, 13 April 2021 melaporkan, seorang pedemo perempuan mengenakan pakaian bagus untuk hari raya terpenting tahun ini sambil melakukan protes. Ia memegang pot tradisional berisi tujuh bunga dan tangkai yang dipajang saat ini.
 
Banyak orang melakukan penghormatan tiga jari saat protes hari ini. Demo dilakukan dibanyak kota dengan warga memasang banyak pot Thingyan dengan pesan 'Selamatkan Myanmar' sebagai langkah menentang militer.
 
Tidak ada laporan kekerasan langsung, tetapi informasi menjadi langka karena pembatasan junta pada internet broadband dan layanan data seluler.
 
Pedemo telah menyerukan protes serupa sepanjang liburan, yang berlangsung hingga Sabtu, untuk menjaga momentum kampanye mereka. Ini adalah kali kedua berturut-turut perayaan tahun baru dibatalkan. Tahun lalu, itu karena virus korona (covid-19).
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan