Komentar disampaikan Putin di Moskow pada hari Sabtu, 29 Juli 2023, setelah bertemu dengan para pemimpin Afrika di Saint Petersburg dan mendengar seruan mereka agar Rusia bersedia melanjutkan proposal damai.
Proposal tersebut melayangkan serangkaian langkah yang mungkin meredakan konflik, termasuk penarikan pasukan Rusia, penghapusan senjata nuklir taktis Rusia dari Belarusia, penangguhan surat perintah penangkapan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) terhadap Putin, dan keringanan sanksi.
Hingga saat ini, rincian proposal dari jajaran pemimpin Afrika untuk perang Rusia di Ukraina belum dipublikasikan.
"Ada hal-hal yang hampir tidak mungkin diterapkan, seperti gencatan senjata – tetapi Ukraina terus maju dan melakukan serangan strategis. Bagaimana caranya kita menahan tembakan ketika mereka terus maju ke arah kita?" tanya Putin kepada awak media.
"Ini hanya bisa menjadi inisiatif bilateral. Tetapi inisiatif (Afrika) menurut saya dapat menjadi dasar dari proses tertentu menuju resolusi damai, seperti inisiatif Tiongkok. Tidak ada yang kontradiktif di sini," sambungnya, seperti dikutip dari laman Al Jazeera, Minggu, 30 Juli 2023.
Sebelumnya, Ukraina telah cenderung bersikap dingin terhadap proposal damai Afrika, termasuk mengenai gencatan senjata.
Proposal Tiongkok, yang diluncurkan awal tahun ini, berisi 12 poin yang menyerukan deeskalasi dan gencatan senjata di Ukraina.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah menolak gagasan gencatan senjata, yang disebutnya hanya akan membuat Rusia menguasai hampir seperlima wilayah negaranya dan memberi pasukan Moskow waktu untuk mengumpulkan kembali kekuatan setelah berperang selama 17 bulan.
Ia mengatakan bahwa pembicaraan damai harus dapat mendesak Rusia menarik pasukannya dari wilayah Ukraina yang diduduki, sesuatu yang dikatakan Negeri Beruang Merah tidak dapat dinegosiasikan.
Mengomentari isi dari beberapa proposal damai, Putin berkata: "Kami tidak menolak mereka", tetapi untuk memulai proses ini, perlu ada kesepakatan di kedua sisi."
Baca juga: Blinken: Ukraina Rebut Kembali Separuh dari Wilayah yang Diduduki Rusia
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News