Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov. (AFP)
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov. (AFP)

Dituduh AS Pakai Senjata Kimia, Rusia: Seperti Biasa Tak Berdasar

Marcheilla Ariesta • 02 Mei 2024 23:01

Moskow: Kremlin menolak tuduhan Amerika Serikat (AS) bahwa pasukan Rusia menggunakan senjata kimia di Ukraina. Mereka mengecam sanksi baru yang menargetkan mitra dagang utama Moskow.

 

Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri AS mengatakan, Rusia menggunakan senjata kimia chloropicrin terhadap pasukan Ukraina.

 

“Seperti biasa, tuduhan seperti itu terdengar sangat tidak berdasar dan tidak berdasar,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, dilansir dari AFP, Kamis, 2 Mei 2024.

 

AS menyebut Moskow telah melanggar Konvensi Senjata Kimia (CWC). Kloropikrin adalah zat berminyak yang dikenal sebagai zat pencekik yang banyak digunakan selama Perang Dunia I sebagai bentuk gas air mata.

 

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS menamakannya sebagai ‘agen perusak paru-paru’ karena dapat menyebabkan iritasi parah pada kulit, mata, dan sistem pernapasan.

 

Penggunaannya secara khusus dilarang oleh Organisasi Pelarangan Senjata Kimia, badan pelaksana CWC.

 

“Penggunaan bahan kimia semacam itu bukanlah sebuah insiden yang terisolasi dan mungkin didorong oleh keinginan pasukan Rusia untuk mengusir pasukan Ukraina dari posisi yang dibentengi dan mencapai keuntungan taktis di medan perang,” kata Kementerian Luar Negeri AS.

 

Moskow telah menandatangani dan meratifikasi CWC, yang melarang produksi dan penggunaan senjata kimia.

 

“Rusia telah dan tetap berkomitmen terhadap kewajibannya berdasarkan hukum internasional,” kata Peskov.

 

Musuh Bebuyutan

 

Moskow mengatakan, babak baru sanksi AS termasuk terhadap entitas di Tiongkok dan negara-negara lain, di mana Barat menuduh perusahaan membantu serangan militer Rusia, tidak akan mencegah Rusia menjalin hubungan lebih erat dengan sekutu-sekutunya di luar negara Barat.

 

“Amerika Serikat terus melakukan tekanan terang-terangan terhadap negara-negara ini. Perusahaan-perusahaan menderita, namun mereka tidak mampu mengganggu perkembangan hubungan bilateral kita dengan negara-negara ini,” ucap Peskov.

 

Sanksi tersebut, yang diberlakukan oleh Kementerian Keuangan AS, menargetkan perusahaan dan individu - yang menurut AS - membantu Rusia mendapatkan komponen dan suku cadang penting untuk sektor pertahanannya.

 

Saat mengunjungi Tiongkok pekan lalu, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan dia telah menyampaikan kekhawatiran atas dukungan Beijing terhadap Moskow.

 

“Rusia akan kesulitan mempertahankan serangannya terhadap Ukraina tanpa dukungan Tiongkok,” kata Blinken kepada wartawan.

 

Moskow telah meningkatkan ekspor energi ke Tiongkok sejak kehilangan akses ke pasar Eropa dan impor peralatan, mesin, dan barang konsumsi dari Tiongkok juga meningkat. Namun beberapa bank Tiongkok telah berhenti melayani nasabah Rusia setelah diperingatkan bahwa mereka dapat terkena sanksi Barat, demikian yang dilaporkan media Rusia dalam beberapa bulan terakhir.

 

Peskov mengatakan, “Rusia akan terus bekerja sama sedemikian rupa untuk secara bertahap meminimalkan risiko dari manifestasi yang tidak bersahabat, atau lebih tepatnya bermusuhan ini.”

 

Baca juga: AS Tuduh Rusia Gunakan Senjata Kimia di Ukraina


 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan