Dalam sebuah wawancara dengan ArmyInform, Kepala Ukrobironprom Herman Smetanin mengatakan, sumber daya yang besar dan industri kuat di Rusia membuat Ukraina harus mengambil pendekatan “fleksibel dan inventif” dalam membuat senjata serang.
Ukraina menggunakan drone jarak jauh untuk menyerang ke wilayah Rusia, menargetkan infrastruktur militer seperti lapangan terbang dan logistik, serta kilang dan depot minyak.
Serangan terhadap infrastruktur minyak dimaksudkan untuk mengganggu pasokan bahan bakar untuk militer Rusia dan mengurangi pendapatan ekspor Moskow, yang penting untuk mendanai perang.
"Drone eksperimental Ukraina telah menyerang sasaran di Rusia hingga Republik Tatarstan, sekitar 1.200 kilometer dari perbatasan Rusia-Ukraina," lapor KyivIndependent.com, Senin, 1 Juli 2024.
Sementara itu, Smetanin mengatakan, “Dengan bantuan individu swasta, Industri Pertahanan Ukraina kini mampu menskalakan produksi drone jarak jauh.”
Kementerian Pertahanan Moskow pada 30 Juni mengklaim telah menghancurkan 36 drone Ukraina dalam semalam yang menargetkan beberapa wilayah di barat daya Rusia.
Dalam sebuah unggahan di Telegram, dikatakan bahwa 15 drone ditembak jatuh di Oblast Kursk, sembilan di Oblast Lipetsk, empat di Oblast Voronezh, empat di Oblast Bryansk, dua di Oblast Oryol, dan dua lainnya di Oblast Belgorod.
Kementerian Pertahanan tidak memberikan rincian mengenai kerusakan atau korban jiwa yang ditimbulkan.
Pihak berwenang Rusia juga mengklaim telah menggagalkan serangan pesawat tak berawak dan rudal Ukraina.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News