Lebih dari 95 persen kotak suara dibuka di Istanbul pada Minggu, Wali Kota Ekrem Imamoglu dari Partai Rakyat Republik (CHP) mengatakan ia telah mengalahkan kandidat Partai AK yang berkuasa dari Erdogan dengan selisih lebih dari 1 juta suara.
“Mereka yang tidak memahami pesan negara pada akhirnya akan kalah,” ungkap Imamoglu, mantan pengusaha, kepada ribuan pendukungnya pada Minggu malam, seperti dikutip dari Al Jazeera pada Senin, 1 April 2024.
“Malam ini, 16 juta warga Istanbul mengirimkan pesan kepada saingan kami dan presiden,” ucap Imamoglu.
Di ibu kota Ankara, Wali Kota CHP Mansur Yavas mengklaim kemenangan atas saingannya, dan memuji hasil tersebut.
“Kemenangan ini sebagai pesan yang jelas kepada mereka yang memerintah negara ini,” ucap Yavas. CHP juga unggul di Izmir, kota ketiga di Turki.
Secara total, CHP menang di 36 dari 81 provinsi di Turki, menurut laporan Anadolu yang dikelola pemerintah, dan membuat terobosan ke banyak kubu Partai AK.
Pendukung oposisi berkumpul di Istanbul untuk merayakan hasil pemilu tersebut, dengan puluhan ribu orang menyalakan obor dan mengibarkan bendera Turki.
Dalam pidato yang disampaikan dari balkon istana kepresidenan, Erdogan, yang telah memerintah Turki sejak tahun 2002, mengakui bahwa partainya telah “kehilangan posisi” di seluruh negeri dan mengatakan bahwa ia akan melakukan refleksi diri dan memperbaiki kesalahan apa pun.
“Kami akan memperbaiki kesalahan kami dan memperbaiki kekurangan kami,” kata Erdogan.
Dalam pemilu lokal sebelumnya pada 2019, Imamoglu memenangkan pemilihan walikota Istanbul, yang menyebabkan Erdogan dan Partai AK-nya mengalami pukulan elektoral terbesar hingga saat itu. Kekalahan itu juga menjadi catatan pribadi bagi Erdogan, yang lahir dan besar di kota tersebut dan menjabat sebagai wali kota pada tahun 1990 an.
Pemilihan kepala daerah pada hari Minggu merupakan pukulan baru bagi Erdogan dan ia bertekad untuk merebut kembali kekuasaan di Istanbul dari saingan utamanya tersebut, Ekrem Imamoglu.
Sekitar 61 juta orang berhak memilih wali kota di 81 provinsi di Turki serta anggota dewan provinsi dan pejabat lokal lainnya pada hari Minggu.
Lokal secara nasional dipandang oleh para analis dan warga sipil sebagai ukuran dukungan terhadap Erdogan dan ketahanan ketahanan di tengah meroketnya inflasi dan melemahnya mata uang Turki terhadap dolar.
Sinan Ulgen, direktur lembaga pemikir Edam yang berbasis di Istanbul, mengatakan kepada Associated Press bahwa “hasil yang mengejutkan” adalah hasil dari keinginan para pemilih untuk menghukum partai yang berkuasa atas keadaan ekonomi.
Hasil pemilu ini juga dinilai untuk menggambarkan pemilu tersebut sebagai “titik balik bagi Imamoglu”.
“Dia akan muncul sebagai kandidat alami dari oposisi untuk putaran pemilihan presiden berikutnya,” pungkas Ulgen. (Nabila Ramadhanty Putri Darmadi)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News