Rusia telah memusatkan pasukan dan senjatanya di kota industri kecil dalam beberapa pekan terakhir untuk mengamankan provinsi sekitarnya atas nama proksi separatis. Ukraina telah bersumpah untuk berperang di sana selama mungkin, dengan mengatakan pertempuran itu dapat membantu membentuk arah perang.
Setelah mengumumkan serangan balik yang mengejutkan pekan lalu, gubernur wilayah sekitar Luhansk mengatakan pada hari Rabu bahwa sebagian besar kota itu kembali berada di tangan Rusia.
"Pasukan kami sekarang hanya mengendalikan pinggiran kota. Tapi pertempuran masih berlangsung," ucap Serhiy Gaidai, dilansir dari Channel News Asia, Kamis, 9 Juni 2022.
Pasukan Ukraina masih menguasai semua kota kembar kecil Lysychansk di tepi barat Sungai Donets Siverskyi. Namun, menurut Gaidai, Rusia menghancurkan bangunan tempat tinggal di sana.
Baca juga: Posisi Pasukan Ukraina di Kota Severodonetsk Semakin Terdesak
"Pasukan Rusia memiliki peralatan 10 kali lebih banyak daripada pasukan Ukraina di beberapa bagian Sievierodonetsk," kata Kementerian Pertahanan Ukraina.
Mereka ingin sekutu Baratnya mempercepat pengiriman senjata, sambul memperingatkan bahwa Moskow dapat menerobos jalurnya di timur.
"Kami mempertahankan posisi kami dan menimbulkan kerugian yang signifikan pada musuh. Ini adalah pertempuran yang sangat sengit, sangat sulit, mungkin salah satu yang paling sulit dari perang ini," kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
"(Dalam) banyak hal, nasib Donbas ditentukan di sana," tambah Zelensky.
Moskow mengatakan, pihaknya terlibat dalam 'operasi militer khusus' untuk melucuti senjata dan 'mendenazifikasi' tetangganya. Ukraina dan sekutunya menegaskan, Moskow telah melancarkan perang agresi yang tidak beralasan, menewaskan ribuan warga sipil dan meratakan kota-kota.
Berdasarkan data Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menunjukkan lebih dari 7 juta orang telah melintasi perbatasan Ukraina sejak Rusia menginvasi pada 24 Februari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News