Italia menghadapi gelombang panas yang datang lebih awal dari biasanya. Curah hujan begitu minim, terutama di wilayah pertanian utara di Po Valley. Kekeringan di sana merupakan yang terburuk dalam 70 tahun terakhir.
Dikutip dari TRT World, Selasa, 5 Juli 2022, status darurat memberikan "wewenang luar biasa" untuk membantu menjamin keselamatan publik serta kompensasi atas kerugian selama kekeringan.
Menurut serikat pertanian terbesar di Italia, Coldiretti, kekeringan mengancam lebih dari 30 persen produksi pertanian nasional dan separuh yang diproduksi di Po Valley.
Po Valley merepresentasikan waduk air terbesar di semenanjung Italia yang sering digunakan para petani.
Lakes Maggiore dan Garda juga terkena kekeringan lebih awal tahun ini. Di wilayah selatan, Sungai Tiber yang mengalir melewati Roma juga dilanda kekeringan.
Verona, kota dengan total populasi seperempat juta jiwa, telah menerapkan skema penjatahan air minum. Sementara di Milan, pemerintah setempat mengumumkan penutupan sejumlah air mancur dekoratif yang selama ini menghiasi kota.
Konsekuensi buruk lainnya dari kekeringan di Italia ini adalah merosotnya produksi energi dari pembangkit listrik tenaga air. PLTA di Italia, sebagian besar berada di wilayah pegunungan utara, berkontribusi hampir 20 persen dari total produksi energi nasional.
Pengumuman status darurat disampaikan Italia satu hari usai terjadinya insiden gletser runtuh yang menewaskan tujuh orang di Pegunungan Alpen Italia. Perdana Menteri Italia Mario Draghi mengatakan bahwa insiden tersebut "tidak diragukan lagi" terkait dengan pemanasan global.
Baca: Tim Penyelamat Gunakan Drone Thermal Cari Korban Gletser di Italia
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News