Dikutip dari The Week, Senin, 11 April 2022, Bochenko menggambarkan kengerian di Mariupol selama pengepungan pasukan Rusia.
Ia mengatakan jasad warga sipil "bergelimpangan di jalan," dan menuduh pasukan Rusia sengaja menghalangi konvoi kemanusiaan yang membawa makanan, obat-obatan dan pasokan lainnya.
Mariupol terus dibombardir mortir dan serangan udara sejak Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari. Boychenko menuduh pasukan Rusia mengangkut jasad warga sipi ke sebuah pusat perbelanjaan yang memiliki fasilitas penyimpanan.
Dari sana, jasad-jasad itu dimasukkan ke truk yang sudah diubah menjadi krematorium berjalan.
Boychenko, yang berada di Ukraina tapi bukan di Mariupol, mengatakan bahwa sejumlah orang di kota tersebut menginformasikan apa saja yang terjadi selama pendudukan Rusia, termasuk soal pemusnahan jasad manusia.
Ia mengestimasi bahwa 120 ribu warga sipil di Mariupol membutuhkan bantuan darurat dalam makanan, air minum, dan aliran listrik.
Sebelumnya, otoritas Ukraina mengatakan bahwa pasukan Rusia telah membentuk "kamp filtrasi" untuk menyaring warga Mariupol. Nantinya, mereka yang sudah tersaring akan dikirim ke Rusia atau ke wilayah separatis pro-Rusia di Ukraina.
Menurut Boychenko, setidaknya 33 ribu warga Mariupol telah menjalani proses di kamp filtrasi tersebut. Mereka yang tidak lolos proses penyaringan, lanjut dia, akan dijebloskan ke penjara.
Baca: Ukraina Tolak Serahkan Kota Mariupol ke Rusia
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News