Isu tersebut merupakan salah satu fokus yang dibahas Indonesia dengan perwakilan berbagai negara di sela-sela Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat, sepanjang pekan kemarin.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengaku telah membahas isu Afghanistan dengan banyak perwakilan, terutama yang berasal dari negara-negara Muslim.
"Fokus utama saat ini adalah bagaimana membantu rakyat Afghanistan menghadapi kondisi kemanusiaan, keterbatasan situasi, dan juga tantangan sosial ekonomi," ujar Menlu Retno dalam keterangan pers secara virtual dari New York.
"Kami membahas bagaimana kolaborasi dapat dilakukan untuk membantu rakyat Afghanistan," sambungnya.
Baca: Sekjen PBB Apresiasi Khusus Peran Indonesia dalam Isu Afghanistan
Setelah Sidang Majelis Umum PBB, Menlu Retno berencana melanjutkan komunikasi dengan para koleganya mengenai isu Afghanistan. Fokus utama ditujukan pada keselamatan serta keberlangsungan hidup masyarakat Afghanistan, terutama di kalangan perempuan.
"Harapannya, akan ada satu langkah maju, satu langkah baik, yang dapat dilakukan bersama demi membantu rakyat Afghanistan," ungkap Menlu Retno.
Sejak Taliban berkuasa kembali, banyak perempuan Afghanistan merasa khawatir atas keselamatan serta masa depan mereka di negaranya sendiri. Ini didasarkan pada kekuasaan keras Taliban di periode 1996-2001.
Meski Taliban berjanji akan lebih moderat dan melindungi hak-hak perempuan, sejumlah pihak masih meragukan hal tersebut.
"Jadi sekali lagi, untuk saat ini, fokus dalam isu Afghanistan adalah membantu rakyat Afghanistan menangai krisis kemanusiaan," pungkas Menlu Retno.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News