"Jika Eropa menolak memelihara peralatan milik Gazprom, tapi di waktu bersamaan mendesaknya agar bekerja seperti biasa, maka itu bukan salah Gazprom," kata juru bicara Pemerintah Rusia Dmitry Peskov.
"Itu adalah kesalahan para politisi (Eropa) yang telah membuat keputusan soal sanksi," sambungnya, dikutip dari laman TRT World, Senin, 5 September 2022.
Gazprom, perusahaan energi nasional Rusia, mengumumkan pada Jumat pekan kemarin bahwa jaringan pipa utamanya menuju Jerman akan ditutup hingga jangka waktu yang tak ditentukan.
Pengumuman Gazprom mengejutkan banyak konsumen di Eropa, yang sempat berharap jaringan Nord Stream 1 dapat dibuka kembali setelah kegiatan pemeliharaan rutin selama tiga hari.
Penangguhan pasokan gas via Nord Stream 1 terjadi di saat negara-negara Barat berusaha membatasi harga energi yang dibeli dari Rusia. Negara-negara itu juga sedang berusaha mencari negara lain yang bisa memasok energi.
Baca: Negara G7 akan Bahas Batas Harga Minyak Rusia
Jumat lalu, Gazprom mengaku tidak dapat memastikan kapan pasokan gas ke Eropa dapat dibuka kembali, setelah pihaknya menemukan kebocoran minyak di jaringan pipa. Ini artinya, turbin pipa Nord Stream 1 tidak dapat dijalankan secara aman.
Deputi Perdana Menteri Rusia Alexander Novak mengatakan kepada saluran televisi nasional Rusia bahwa agar peralatan Nord Stream 1 dapat kembali beroperasi, perusahaan Siemens Energi harus memenuhi syarat-syarat kontrak pemeliharaan turbin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News