Pendukung sayap Inggris berikan hormat ala Nazi ke hadapan pendukung Palestina. Foto: Alamy
Pendukung sayap Inggris berikan hormat ala Nazi ke hadapan pendukung Palestina. Foto: Alamy

Negara Rusuh, PM Inggris Akan Adakan Pertemuan Darurat Cobra

Fajar Nugraha • 05 Agustus 2024 16:32
London: Perdana Menteri Inggris Keir Starmer akan mengadakan pertemuan darurat dengan kepala polisi hari ini. Pertemuan Cobra itu dilakukan setelah protes anti-imigrasi yang disertai kerusuhan selama berhari-hari meningkat, dengan gedung-gedung dan kendaraan dibakar serta hotel-hotel yang menampung pencari suaka menjadi sasaran.
 
Rapat Cobra itu dinamakan dari Cabinet Office Briefing Room A on Whitehall yang berada di Kantor PM Inggris.
 
Kerusuhan telah meletus di berbagai kota dalam seminggu terakhir setelah tiga gadis tewas dalam serangan pisau di Southport di Inggris barat laut, dengan 420 orang ditangkap sejauh ini.

Pembunuhan tersebut diliput oleh kelompok anti-imigran dan anti-Muslim karena informasi yang salah tersebar secara daring bahwa tersangka penyerang adalah seorang Islamis radikal yang baru saja tiba di Inggris. Polisi mengatakan, tersangka lahir di Inggris dan tidak menganggapnya sebagai insiden teroris.
 
Negara Rusuh, PM Inggris Akan Adakan Pertemuan Darurat Cobra
Vandalisme dalam kerusuhan yang terjadi di Inggris. Foto: SNSW
 
Menteri Dalam Negeri Yvette Cooper mengatakan, para perusuh merasa "berani pada momen ini untuk mengobarkan kebencian rasial", dengan batu bata dilemparkan ke petugas polisi, toko-toko dijarah dan masjid serta bisnis milik orang Asia diserang.
 
Selama akhir pekan, kerusuhan pecah di Liverpool, Bristol, Tamworth, Middlesbrough, dan Belfast, di Irlandia Utara, dengan sebagian besar pemuda mengenakan balaclava dan berbalut bendera Inggris melemparkan batu dan meneriakkan ‘Hentikan Kapal’, yang merujuk pada para migran yang tiba di pantai selatan dalam beberapa tahun terakhir.
 
Di Rotherham, Inggris utara, para pengunjuk rasa berusaha masuk ke sebuah hotel yang menampung para pencari suaka.

Polisi menyalahkan disinformasi

Polisi menyalahkan disinformasi yang tersebar secara online, yang diperkuat oleh tokoh-tokoh terkenal, sebagai pemicu kekerasan. Salah satu yang paling menonjol, Stephen Yaxley-Lennon yang memimpin kelompok Liga Pertahanan Inggris anti-Islam, telah disalahkan oleh media karena menyebarkan informasi yang salah kepada 875.000 pengikutnya di X.
 
"Mereka berbohong kepada kalian semua," tulis Yaxley-Lennon, yang dikenal dengan nama samaran Tommy Robinson, seperti dikutip BBC.
 
"Mencoba untuk membuat negara menentang saya. Saya membutuhkan kalian, kalian adalah suara saya,” ujar Yaxley-Lennon.
 
Baca: Inggris Rusuh, KBRI London Imbau WNI Tingkatkan Kewaspadaan.

Elon Musk, pemilik X, juga turut menanggapi kekerasan tersebut. Menanggapi sebuah unggahan di X yang menyalahkan migrasi massal dan perbatasan terbuka atas kekacauan di Inggris, ia menulis: "Perang saudara tidak dapat dihindari."
 
Menteri Dalam Negeri Yvette Cooper mengatakan kepada para media nasional bahwa ketegangan telah meningkat dan memanas secara daring, dan pemerintah akan menangani masalah tersebut dengan perusahaan-perusahaan media sosial.
 
"Saya pikir apa yang telah Anda lihat adalah bahwa jaringan dari berbagai individu dan kelompok telah mencoba untuk mengobarkan api," katanya kepada Sky News, sambil mengelak pertanyaan tentang apakah negara-negara asing telah terlibat.
 
Meskipun ia mengatakan orang-orang memiliki pandangan dan kekhawatiran tentang isu-isu seperti imigrasi, ia menyalahkan kelompok-kelompok ekstremis, rasis, dan kekerasan atas kekerasan tersebut.
 
"Orang-orang yang berakal sehat yang memiliki berbagai pandangan dan kekhawatiran seperti itu tidak akan mengambil batu bata dan melemparkannya ke polisi," pungkas Cooper.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan