Dalam sebuah wawancara dengan PBS NewsHour, Biden membenarkan keputusannya untuk menembak jatuh balon tersebut dan menekankan bahwa AS tidak mencari konflik dengan Tiongkok. Dia juga mengatakan bahwa Xi memiliki ‘masalah besar’, termasuk ekonomi yang tidak berfungsi dengan baik.
"Bisakah Anda memikirkan pemimpin dunia lain yang bertukar tempat dengan Xi Jinping? Saya tidak bisa memikirkannya," kata Biden, seperti dikutip dari Channel News Asia, Jumat 10 Februari 2023.
Tiongkok membalas pernyataan itu pada Kamis, dengan juru bicara kementerian luar negeri Mao Ning yang mengatakan dalam pengarahan rutin bahwa Beijing "sangat tidak puas".
"Jenis retorika dari AS ini sangat tidak bertanggung jawab dan bertentangan dengan etiket diplomatik dasar, Beijing dengan tegas menentang ini," kata Mao.
Tiongkok juga mengatakan pada Kamis, pihaknya telah menolak tawaran telepon dengan Menteri Pertahanan AS karena keputusan "tidak bertanggung jawab" oleh Washington karena menembak jatuh balon pengintai tersebut.
"AS mengabaikan penjelasan dan komunikasi Tiongkok yang berulang, reaksi berlebihan, dan penyalahgunaan kekuatan tidak bertanggung jawab," kata Mao.
Hubungan diplomatik kembali memanas setelah pertemuan G20 lalu, antara kedua pemimpin negara itu. Pekan lalu, Menteri Luar Negeri Antony Blinken membatalkan kunjungan ke Beijing karena permasalahan balon itu. AS menuduh balon itu melintasi satu situs militer AS yang sensitif dengan tujuan untuk mendapatkan sebuah informasi rahasia.
Namun, Tiongkok dengan geram membantah klaim tersebut, dengan alasan itu merupakan pesawat pengamat cuaca yang meledak.
Washington mengatakan, balon itu telah terlihat di seluruh dunia selama beberapa tahun terakhir dan mendesak sekutu untuk meningkatkan kewaspadaan.
Respon berbagai negara
Menanggapi hal tersebut, Jepang pada Kamis mengatakan, pihaknya sedang berkoordinasi dengan Washington, ketika menganalisis objek udara tak dikenal yang sempat terlihat di Jepang dalam beberapa tahun terakhir. Benda mirip balon misterius terlihat di Jepang utara pada Juni 2020.Sementara itu, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg dalam kunjungan ke Washington minggu ini, mengatakan bahwa adanya balon itu menunjukkan perlunya meningkatkan kewaspadaan untuk seluruh negara.
"Balon Tiongkok di atas langit AS, menegaskan pola perilaku Tiongkok yang selama beberapa tahun terakhir negara itu telah banyak berinvestasi dalam kemampuan militer baru," kata Stoltenberg.
Ia menambahkan, Intelijen Tiongkok semakin meningkat dengan ditandai oleh sejumlah satelit canggih, pemanfaatan dunia maya, dan balon mata-mata yang diduga mengintai AS.
"Jadi kita hanya harus waspada,” pungkasnya. (Jessica Gracia)
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News