"Sebanyak 102 orang terluka akibat insiden itu, sayangnya 27 di antaranya meninggal," kata kementerian itu di Telegram, seperti dikutip AFP.
Komite Investigasi Federasi Rusia untuk Dagestan melalui Telegram mengatakan, ledakan di kota Makhachkala terjadi di sebuah pompa bensin setelah kebakaran terjadi.
"Kebakaran terjadi selama pekerjaan pemeliharaan mobil, diikuti oleh ledakan, yang mengakibatkan orang terluka dan meninggal dunia," kata komite tersebut, menambahkan bahwa bangunan dan mobil di dekatnya rusak.
Kemungkinan adanya kaitan kriminal telah dibuka untuk menetapkan keadaan yang mengarah ke kebakaran. Kantor berita TASS dan Ria Novosti yang dikelola negara melaporkan bahwa api telah padam, mengutip kementerian tersebut.
Makhachkala, sebuah kota berpenduduk lebih dari 600.000 di Laut Kaspia, adalah ibu kota Dagestan, sebuah republik Rusia yang berbatasan dengan Chechnya, yang berbatasan dengan Georgia dan Azerbaijan.
Ledakan besar
Kepala Pemerintahan Dagestan Sergei Melikov menyebutkan, ledakan terdengar sesaat sebelum pukul 22:00 pada Senin.Seorang saksi mata yang dikutip Telegram oleh harian Rusia, Izvestia mengatakan, api bermula di area tempat mobil diparkir dan menyebar ke pom bensin.
"Setelah ledakan, semuanya jatuh di kepala kami. Kami tidak bisa melihat apa-apa lagi," kata saksi yang tidak disebutkan namanya itu.
Sebuah video yang dirilis oleh Kementerian Situasi Darurat Rusia menunjukkan sekelompok petugas pemadam kebakaran berusaha memadamkan api besar di dekat kendaraan yang terbakar. Petugas penyelamat memeriksa puing-puing sebuah bangunan dengan senter.
“Api telah menyebar di area seluas sekitar 600 meter persegi. 260 petugas pemadam kebakaran dikerahkan,” ucap kementerian itu.
Sebuah pesawat Il-76 pemerintah yang membawa peralatan medis dikirim ke Makhachkala untuk mengevakuasi korban luka parah ke Moskow, tambahnya.
"Evakuasi orang ke fasilitas medis telah selesai," Melikov menambahkan.
Pemerintah Dagestan menyatakan 15 Agustus sebagai hari berkabung.
"Bendera negara akan dikibarkan setengah tiang di seluruh negeri, dan lembaga budaya serta saluran televisi akan diminta untuk membatalkan acara dan program hiburan," pungkas Melikov.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News