Sebuah sesi di Dewan Keamanan PBB di New York, AS. (AFP)
Sebuah sesi di Dewan Keamanan PBB di New York, AS. (AFP)

Pertemuan DK PBB Terkait Palestina-Israel Berakhir Tanpa Hasil Konkret

Willy Haryono • 17 Mei 2021 07:29
New York: Debat terbuka Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) mengenai isu ketegangan Palestina dan Israel berakhir tanpa hasil berarti pada Minggu, 16 Mei. Sesi ketiga ini berlangsung usai dua langkah Amerika Serikat yang memblokade pernyataan gabungan DK PBB, berisi kecaman terhadap Israel atas aksi kekerasan di Wilayah Pendudukan Palestina dan seruan gencatan senjata.
 
Pertemuan virtual ini, diikuti petinggi Palestina dan Israel, diusulkan oleh Tiongkok, Norwegia, dan Tunisia.
 
Dalam pernyataannya, Menteri Luar Negeri Palestina Riyad al-Maliki mendeskripsikan serangan Israel terhadap wilayah pendudukan sebagai "kejahatan perang." Ia mendesak DK PBB untuk menjatuhkan sanksi dan memberlakukan embargo senjata terhadap Israel.

"Israel adalah pencuri bersenjata yang masuk ke rumah dan meneror keluarga kami. Israel menghancurkan rumah dan menekan masyarakat kami dari generasi ke generasi," tutur Maliki, dilansir dari laman Anadolu Agency pada Senin, 17 Mei 2021.
 
Sementara Perwakilan Permanen Israel untuk PBB Gilad Erdan menyalahkan kelompok Hamas atas aksi kekerasan dan "serangan teror."
 
"Kami akan mengambil semua langkah yang diperlukan untuk membela masyarakat kami," tegas Erdogan, sembari menyeruka DK PBB untuk mengecam Hamas.
 
Baca:  Bersama Malaysia dan Brunei, Indonesia Kecam Agresi Israel
 
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres turut hadir dalam pertemuan. Ia mendesak Israel dan Palestina untuk mengakhiri "siklus pertumpahan darah, teror, dan kehancuran yang sia-sia."
 
Guterres mendorong kedua kubu untuk kembali bernegosiasi dan mengupayakan Solusi Dua negara.
 
"Ketegangan saat ini benar-benar buruk. Aksi kekerasan hanya memicu siklus kematian, kehancuran, dan keputusasaan. Situasi ini semakin menjauhkan harapan akan adanya peluang hidup damai secara berdampingan," tutur Guterres.
 
Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield menekankan kembali seruan kepada semua pihak untuk memastikan perlindungan masyarakat sipil, dan untuk menghormati aturan kemanusiaan internasional.
 
"Siklus kekerasan saat ini harus diakhiri," tutur Thomas-Greenfield.
 
"AS terus bekerja melalui saluran diplomatik untuk mencoba mengakhiri konflik ini," pungkasnya.
 
Pertempuran antara pasukan Israel dan Hamas telah menelan banyak korban jiwa, yang sebagian di antaranya adalah warga sipil.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan