Beberapa agensi lain di AS dan Eropa yang juga turut mengikuti investigasi FBI, meyakini bahwa ledakan di Beirut murni sebuah kecelakaan.
"Tidak ada konklusi yang berhasil dicapai," kata juru bicara FBI, dilansir dari laman The National pada Rabu, 14 Oktober 2020. Namun ia mengatakan FBI akan tetap berkoordinasi dengan otoritas Lebanon.
"Pertanyaan lebih lanjut sebaiknya ditanyakan ke otoritas Lebanon sebagai pemimpin investigasi ini," sambungnya.
Media Lebanon pada Selasa kemarin melaporkan bahwa laporan FBI sudah diberikan kepada seorang hakim. Mengenai pemberitaan media tersebut, FBI menolak berkomentar.
Dua sumber dari pemerintahan di Washington mengatakan bahwa beberapa agensi AS juga meyakini bahwa ledakan di Beirut, yang melibatkan amonium nitrat dalam jumlah besar, merupakan sebuah kecelakaan.
Seorang sumber dari sebuah pemerintahan di Eropa mengatakan, beberapa pakar dari Benua Biru juga meyakini bahwa ledakan di Beirut murni kecelakaan.
Ledakan di pelabuhan Beirut berasal dari 2.750 ton amonium nitrat yang tersimpan di area gudang. Masyarakat Lebanon geram setelah mengetahui amonium nitrat itu tersimpan begitu saja tanpa pengamanan berarti selama bertahun-tahun.
Pengunduran diri pemerintahan Lebanon gagal meredam aksi protes warga, yang sempat terlibat bentrok dengan aparat kepolisian selama beberapa malam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News