Dengan dibukanya masjid tersebut, Athena melepaskan status sebagai satu-satunya ibu kota Uni Eropa yang tidak memiliki masjid.
Imam pertama masjid tersebut adalah Zaki Mohammed, 49, warga negara Yunani asal Maroko. Dilansir dari koran Yunani, Ekathimerini, doa pengukuhan masjid dilakukan dengan protokol kesehatan ketat.
Para jemaah saling menjaga jarak karena meningkatnya kasus virus korona (covid-19) di negara itu.
Keputusan untuk membangun masjid di Athena pertama kali dibuat pada 2006. Pembangunan masjid menghabiskan anggaran sebesar USD1,04 juta (setara Rp15,1 miliar).
Namun, pembangunan masjid terhambat oleh birokrasi, protes kelompok sayap kanan, dan tantangan hukum. Karena hal-hal tersebut, pembangunan masjid terhenti.
"Sebelumnya, setengah juta umat Muslim di kota tersebut harus pergi ke ruang bawah tanah yang kotor dan tidak sehat untuk melakukan salat atau pengajian," kata mufti terpilih dari Komotini, Ibrahim Serif kepada Anadolu Agency.
Turki telah lama mengecam pelanggaran Yunani atas hak-hak kaum Muslim yang minoritas di sana. Penutupan masjid hingga membiarkan masjid bersejarah rusak menjadi salah satu kecaman Ankara.
"Tindakan ini melanggar Perjanjian 1923 Lausanne serta putusan Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa (ECHR) yang membuat Yunani terlihat sebagai negara yang mencemooh hukum," kata pejabat Turki.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News