Wakil Presiden AS Kamala Harris. (AFP)
Wakil Presiden AS Kamala Harris. (AFP)

Raih Dukungan Biden, Apakah Kamala Harris Mampu Kalahkan Donald Trump?

Willy Haryono • 22 Juli 2024 06:31
Washington: Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Kamala Harris selangkah lagi meraih nominasi calon presiden Partai Demokrat, usai Presiden Joe Biden mengundurkan diri dari pencalonan dan mendukung penuh dirinya.
 
Biden mundur di tengah seruan kuat dari Demokrat yang menginginkan dirinya diganti usai penampilan buruk dalam debat melawan eks presiden Donald Trump.
 
Sang presiden mengatakan, memilih Kamala Harris untuk menjadi wakil presidennya di tahun 2020 adalah salah satu "keputusan terbaik yang pernah saya buat," dan saat ini dirinya mendukung penuh Harris untuk meraih nominasi.

Mengutip dari 9news pada Senin, 22 Juli 2024, kini Harris berpotensi menjadi wanita kulit hitam dan etnis Asia Amerika pertama yang meraih tiket capres dari sebuah partai politik utama di Negeri Paman Sam.

Siapakah Kamala Harris?

Harris, putri dari aktivis politik Berkeley dan imigran asal India serta Jamaika, tumbuh di Oakland dan menghabiskan sebagian besar karier politiknya di Bay Area, California.
 
Setelah meraih gelar sarjana hukum dari Universitas California, Hastings College of Law, ia menjadi wakil jaksa wilayah untuk Alameda County. Ia kemudian bertugas di kantor jaksa wilayah dan jaksa kota San Francisco.
 
Pada 2003, ia terpilih sebagai jaksa wilayah untuk San Francisco. Tujuh tahun kemudian, ia terpilih menjadi jaksa agung California – wanita pertama, orang kulit hitam pertama, dan orang Asia Amerika pertama yang memegang jabatan tersebut.
 
Catatan Harris dalam penegakan hukum kemudian menjadi berkah sekaligus beban bagi kampanye politiknya untuk Senat dan Gedung Putih. Di antara kebijakannya yang paling kontroversial adalah program "membolos" yang ia advokasi, yang memungkinkan orang tua untuk didakwa dengan pelanggaran ringan jika anak-anak mereka terlalu sering tidak masuk sekolah. Harris menyesali "dampak yang tak diinginkan" dari program tersebut.
 
Pada 2016, Harris memenangkan upayanya untuk menggantikan Senator California Barbara Boxer yang akan segera lengser kala itu, dan menjadi wanita kulit hitam kedua yang pernah menjabat di Senat AS.
 
Sebagai senator, Harris dikenal atas gaya tanya jawabnya saat sidang dengan pejabat pemerintahan Trump dan para calon, termasuk Jaksa Agung Jeff Sessions dan calon Hakim Agung Brett Kavanaugh.

Wakil Presiden AS

Tiga tahun kemudian, pada Januari 2019, ia mengikuti pemilihan pendahuluan presiden dari Partai Demokrat. Sejak awal, Harris mengakui sifat historis kampanyenya – ia meluncurkan tawarannya di hari libur federal yang menandai ulang tahun Martin Luther King Jr dan mengadakan konferensi pers di Howard University, perguruan tinggi bersejarah tempat ia lulus pada 1986.
 
Harris adalah salah satu dari lebih dari 12 politisi Demokrat, termasuk Biden, yang mencalonkan diri sebagai kandidat partai pada 2020. Salah satu momen debat terburuk Biden pada siklus itu terjadi ketika Harris mengecamnya atas penentangannya terhadap perintah pengadilan untuk mengangkut siswa ke sekolah-sekolah yang melakukan desegregasi pada tahun 1970-an.
 
Sindiran dari Harris, yang merupakan sahabat karib putra Biden, Beau, sebelum kematiannya pada 2015, mengejutkan Biden dan membuat marah beberapa sekutunya. Setelah mengundurkan diri dari nominasi, Harris menjadi calon pengganti utama Biden, sebelum kemudian diangkat menjadi calon wakil presiden pada Agustus 2020.
 
"Saya telah memutuskan bahwa Kamala Harris adalah orang terbaik untuk membantu saya melawan Trump dan Mike Pence dan kemudian memimpin negara ini mulai bulan Januari 2021," kata Biden kepada para pendukungnya melalui email kala itu.
 
Baca juga:  Biden Mundur dari Pencapresan AS, Dukung Wapres Kamala Harris
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan