Menurut Zelensky, berkat partisipasi aktif PBB, Turki, dan mitra lainnya, Ukraina telah menunjukkan bagaimana kerja sama beberapa pihak dapat mengatasi tantangan ketahanan pangan bagi banyak orang.
“Saya yakin bahwa inisiatif ekspor biji-bijian kami patut diperpanjang tanpa batas waktu, tidak peduli kapan perang berakhir. Hak atas pangan merupakan hak asasi setiap orang di dunia,” ujar Zelensky dalam pidatonya yang disiarkan secara virtual, Selasa 15 November 2022.
“Setelah Rusia mencabut blokade beberapa pelabuhan kami, Ukraina mengekspor lebih dari 10 juta ton makanan melalui laut. Kami bisa menambah ekspor beberapa juta ton lagi setiap bulannya. Atas dasar ini, saya mengusulkan untuk memperluas Inisiatif Ekspor Biji-bijian ke pelabuhan kami yang lain – khususnya ke pelabuhan Mykolaiv dan ‘Olvia’ di wilayah Mykolaiv,” imbuhnya.
Zelensky yang menyebut KTT G20 dengan sebutan G-19 (karena tidak menganggap keanggotaan Rusia), juga mendorong semua untuk bergabung dalam, yang bertujuan untuk membantu memberikan makanan kepada orang-orang tidak mampu.
Inisiatif ini -,Biji-bijian dari Ukraina (Grain From Ukraine),- telah dijalankan. Dan kapal pertama -,Nord Vind,- sudah berangkat ke Ethiopia dengan membawa 27 ribu ton gandum. Ini adalah jumlah gandum yang dibutuhkan oleh hampir 100.000 orang setiap tahunnya. Masih ada banyak kapal yang akan membawa biji-bijian dari Ukraina, sehingga banyak penduduk negara-negara terbelakang dapat diselamatkan dari kelaparan.
Tahun ini, Ukraina dapat mengekspor 45 juta ton pangan. Sebagian besar dari pangan tersebut dapat dikirim ke penduduk yang paling menderita kelaparan.
Apa yang sebenarnya yang Ukraina tawarkan? Menurut Zelensky setiap negara dapat bergabung dengan membawa kontribusinya masing-masing, selain itu juga dapat menjadi pelopor kemenangan atas kelaparan dan krisis pangan.
Sementara mengenai ketahanan energi, Zelensky menegaskan kepada dunia bahwa sekarang sudah dapat melihat apa tujuan dari teror Rusia. Mereka ingin menggunakan musim dingin sebagai senjata. Sebagai senjata untuk melawan jutaan orang.
“Sekitar 40 persen infrastruktur energi kami hancur karena serangan rudal Rusia dan drone Iran yang digunakan oleh penjajah. Setiap minggu, Rusia meledakkan pembangkit listrik, transformator dan jalur listrik kami,” ungkapnya.
“Salah satu tujuan aksi teror ini adalah untuk mencegah kami mengekspor listrik ke negara-negara tetangga, yang dapat memberikan bantuan signifikan dalam menstabilkan situasi energi dan menurunkan harga bagi konsumen,” imbuh Zelensky dalam pidatonya.
“Rusia fokus dengan krisis energi. Di sisi lain, kita semua harus fokus mengakhiri teror,” pungkasnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News