Dalam pidatonya di arsip nasional di Den Haag pada Senin 19 Desember 2022, Perdana Menteri Belanda itu mengakui bahwa masa lalu “tidak bisa dihapus, hanya dihadapkan ke atas”. Namun selama berabad-abad, katanya, negara Belanda telah “memungkinkan, mendorong dan mengambil keuntungan dari perbudakan”.
"Orang-orang dikomodifikasi, dieksploitasi, dan diperdagangkan atas nama negara Belanda," kata Rutte, seperti dikutip Guardian.
"Memang benar tidak ada yang hidup hari ini yang menanggung kesalahan pribadi atas perbudakan. Tetapi negara Belanda memikul tanggung jawab atas penderitaan yang sangat besar dari mereka yang diperbudak, dan keturunan mereka. Hari ini, atas nama pemerintah Belanda, saya meminta maaf atas tindakan negara Belanda di masa lalu," tutur Rutte.

PM Belanda Mark Rutte meminta maaf atas perbudakan yang dilakukan negaranya di masa lampau. Foto: AFP
Sejarah perbudakan Belanda
Perampokan besar pertama Belanda ke dalam perbudakan terjadi pada 1634. Saat itu, sebanyak 1.000 budak awal diculik dari Gold Coast, sekarang Ghana, ke Brasil oleh Perusahaan Hindia Barat Belanda untuk bekerja di perkebunannya.Pulau Curaçao di Karibia, direbut pada tahun yang sama, menjadi pusat perdagangan budak. Belanda kemudian merebut Suriname, di pantai timur laut Amerika Selatan, mengubahnya menjadi koloni perkebunan yang sangat bergantung pada tenaga kerja budak dari Afrika pada 1667.
Di Samudra Hindia dan Asia, Perusahaan Hindia Timur Belanda membawa budak terutama ke Cape Town dari Madagaskar modern, dan ke Indonesia modern dari anak benua India.
Baca: Permintaan Maaf PM Belanda Soal Perbudakan Dianggap Tidak Cukup |
Pada puncaknya pada 1770-an, para sejarawan telah menghitung bahwa perbudakan menyumbang lebih dari 10 persen dari produk domestik bruto Belanda, yang terkaya dari tujuh provinsi Belanda yang membentuk Provinsi Bersatu Belanda saat itu.
Perbudakan secara resmi dihapuskan di semua wilayah luar negeri Belanda pada 1 Juli 1863, menjadikan Belanda salah satu negara terakhir yang melarang praktik tersebut, tetapi membutuhkan waktu satu dekade lagi untuk berakhir di Suriname karena masa transisi wajib 10 tahun.
Belanda minta maaf ke Ghana, ikuti Denmark
Pernyataan Rutte mengikuti permintaan maaf Denmark tahun 2018 ke Ghana, yang dijajahnya dari pertengahan abad ke-17 hingga pertengahan abad ke-19, dan “penyesalan terdalam” Raja Philippe dari Belgia atas pelanggaran di Kongo, diungkapkan pada bulan Juni tahun ini.Masing-masing kota di Belanda termasuk Amsterdam, Rotterdam, Den Haag, dan Utrecht telah secara resmi meminta maaf atas peran mereka dalam perdagangan budak dan pemerintah sebelumnya telah menyatakan "penyesalan yang mendalam" tetapi berhenti meminta maaf secara resmi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News