Merck mengembangkan Molnupiravir bersama dengan Ridgeback Biotherapeutics. Foto: AFP
Merck mengembangkan Molnupiravir bersama dengan Ridgeback Biotherapeutics. Foto: AFP

Kurangi Risiko, Ini Efektivitas Molnupiravir Bantu Pasien Covid-19

Medcom • 06 Oktober 2021 16:15
Washington: Perusahaan obat asal Amerika Serikat (AS), Merck and Ridgeback disebut memproduksi pil antivirus covid-19, yang dikenal dengan Molnupiravir. Obat ini diyakini dapat mengurangi risiko rawat inap dan kematian pada penderita covid-19 hingga 50 persen.
 
Pihak perusahaan mengatakan, pengajuan izin penggunaan darurat akan diserahkan kepada ke Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) sesegera mungkin, berdasarkan hasil uji coba. Pil antivirus ini disebut telah terbukti efektif secara konsisten terhadap semua jenis varian covid-19.
 
Baca: Singapura Sepakati Penyediaan Pil Molnupiravir untuk Penanganan Covid-19.

Nantinya, pemberian izin pada Molnupiravir digadang-gadang akan menjadi pengobatan antivirus oral pertama dalam penanganan virus korona. Berdasarkan analisis uji coba fase tiga, ditemukan sejumlah 7,3 persen pasien yang diobati dengan pil ini, menjalani perawatan di rumah sakit dalam waktu 29 hari.
 
Setiap peserta dalam uji coba diketahui tidak divaksinasi dan setidaknya memiliki satu kondisi kesehatan mendasar. Hal ini dinilai dapat meningkatkan kemungkinan para peserta terkait perkembangan kasus covid-19 yang lebih serius.
 
Terdapat kondisi kesehatan yang paling umum di antara para peserta, seperti obesitas, diabetes, penyakit jantung, dan berusia di atas 60 tahun. Uji coba ini dilakukan di lebih dari 170 lokasi di sejumlah negara, termasuk AS, Inggris, Jepang, Taiwan, dan Afrika Selatan.
 
"Ini adalah hasil yang fenomenal. Ini adalah pengubah permainan yang mendalam untuk memiliki pil yang memiliki efek seperti ini," kata mantan Komisaris FDA, Scott Gottlieb kepada CNBC.
 
Hingga kini, tidak ditemukan laporan kematian terhadap para pasien yang diuji coba dengan Molnupiravir selama masa percobaan. Sementara, sejumlah 14,1 persen atau delapan orang peserta penerima placebo dilaporkan meninggal pada hari terakhir percobaan.
 
Placebo merupakan obat palsu yang dibentuk serupa dengan obat asli. Penggunaan obat ini seringkali bertujuan sebagai pembanding guna menguji efektivitas dari suatu obat dalam percobaan uji klinis.
 
“Dengan hasil yang meyakinkan ini, kami optimis bahwa Molnupiravir dapat menjadi obat penting sebagai bagian dari upaya global untuk memerangi pandemi,” jelas CEO dan Presiden Merck, Robert M. Davis.
 
Merck and Ridgeback pun percaya, upaya ini dapat menyelamatkan dan membantu kehidupan masyarakat di tengah hantaman pandemi covid-19.
 
“Kami akan terus bekerja melakukan segala yang kami bisa untuk memberikan Molnupiravir kepada pasien secepat mungkin,” tambah mereka. (Nadia Ayu Soraya)

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan