Pesawat maskapai Qatar Airways. (AFP)
Pesawat maskapai Qatar Airways. (AFP)

Perempuan Australia Gugat Prosedur Pemeriksaan Fisik di Bandara Qatar

Medcom • 16 November 2021 09:36
Doha: Sekelompok perempuan asal Australia yang digeledah dan diperiksa di Bandara Internasional Hamad, Doha, menuntut pihak berwenang di Qatar. 
 
Sebelumnya, para perempuan itu sempat diminta turun dari pesawat dan diperiksa apakah mereka telah melahirkan, setelah ditemukannya seorang bayi di tempat sampah di Bandara Hamad pada Oktober 2020.
 
Baca:  Penemuan Bayi di Toilet Bandara Bikin Geger Hubungan Qatar-Australia

Dilansir dari BBC, Selasa, 16 November 2021, sekelompok perempuan Australia itu menggambarkan pengalaman mereka sebagai serangan yang disetujui negara.
 
Qatar meminta maaf, dan seorang pejabat bandara dijatuhi hukuman. Namun para perempuan tersebut mengatakan, kasus mereka cenderung diabaikan begitu saja.
 
Mereka diturunkan dari pesawat Qatar Airways oleh penjaga bersenjata, sebelum kemudian dibawa ke sebuah ambulans di landasan. Di sana, mereka diperiksa oleh perawat. Para perempuan itu mengatakan, mereka tidak menyetujui pemeriksaan dan tidak diberi penjelasan tentang apa yang sebenarnya terjadi.
 
Salah satu perempuan yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan kepada BBC, ia telah "menjadi sasaran pemeriksaan fisik yang paling mengerikan."
 
“Saya sempat yakin saya akan dibunuh oleh salah satu dari banyak pria bersenjata, atau suami saya di pesawat akan dibunuh," katanya dalam sebuah pernyataan dari pengacaranya.
 
Pemeriksaan berlangsung sekitar lima menit, sebelum akhirnya mereka diantar kembali ke pesawat. Beberapa perempuan melaporkan kejadian tersebut ke polisi setelah mendarat di Australia, yang langsung memicu perhatian publik dan kecaman dari beberapa negara.
 
Saat itu, Perdana Menteri Qatar, Khalid bin Khalifa bin Abdulaziz Al Thani menuliskan permintaan maaf via Twitter. "Kami menyesali perlakuan yang tidak dapat diterima terhadap penumpang perempuan ... Apa yang terjadi tidak mencerminkan hukum atau nilai-nilai Qatar," ungkapnya.
 
Pemerintah Qatar diketahui meluncurkan tuntutan pidana yang berujung pada penangguhan hukuman penjara bagi seorang pejabat bandara.
 
Namun, Damian Sturzaker, seorang pengacara untuk ketujuh perempuan Australia mengatakan kepada BBC, bahwa mereka hanya mendapat respons "dinding kesunyian” dari Qatar.
 
Sturzaker menjelaskan, mereka menginginkan permintaan maaf resmi dari Qatar, dan mendesak bandara Hamas mengubah prosedurnya untuk memastikan insiden tersebut tidak kembali terjadi lagi.
 
Para perempuan itu menuntut ganti rugi atas penyerangan, pemukulan, pelanggaran serta penahanan. Gugatan dilayangkan ke pemerintah Qatar, Otoritas Penerbangan Sipil Qatar, dan Qatar Airways. (Nadia Ayu Soraya)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan