Perdana Menteri Elisabeth Borne pada Kamis lalu menggunakan pasal 49.3 dari konstitusi Prancis untuk memaksakan perombakan pensiun melalui dekrit. Hal tersebut memicu aksi demonstrasi warga yang mengamuk di seantero negeri sepanjang Jumat kemarin.
Anggota parlemen oposisi Prancis merespons tindakan pemerintahan Macron dengan mengajukan mosi tidak percaya, berharap dapat mencabut undang-undang yang sangat tidak populer itu, yaitu menaikkan usia pensiun dari 62 menjadi 64 tahun.
"Pemungutan suara untuk mosi ini akan memungkinkan kami keluar dari krisis politik yang dalam," kata anggota parlemen oposisi Bertrand Pancher, dikutip dari laman TRT World, Sabtu, 18 Maret 2023.
Mosi tidak percaya yang diajukannya telah ditandatangani jajaran politisi independen dan anggota koalisi NUPES berhaluan kiri.
National Rally (RN) dari haluan sayap kanan mengajukan mosi kedua. Mosi tersebut diharapkan mendapat dukungan lebih sedikit, tetapi partai tersebut mengatakan akan memilih mosi lainnya.
Pengajuan mosi ini kemungkinan akan diperdebatkan di parlemen pada Senin sore, kata beberapa sumber kepada kantor berita AFP.
Saat ini, pemerintahan Macron dan Borne diperkirakan dapat tetap bertahan dari mosi apa pun. Mosi tidak percaya akan membutuhkan dukungan dari sekitar setengah kontingen oposisi sayap kanan Republik di Prancis, sebuah skenario yang dianggap tidak mungkin untuk terjadi saat ini.
Baca juga: Prancis Panas, Demo Reformasi Usia Pensiun Meluas
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News