"Kementerian Luar Negeri telah menetapkan mekanisme, yaitu diplomat senior Tiongkok di Amerika Serikat untuk mengunjungi universitas, dan bertemu dengan pejabat pemerintah setempat," kata Pompeo.
"Acara budaya dengan kelompok lebih dari 50 orang yang diselenggarakan oleh Kedutaan Besar Tiongkok dan pos konsuler di luar properti misi kami juga harus membutuhkan persetujuan AS," imbuhnya, dilansir dari CNN, Kamis, 3 September 2020.
Pompeo mengatakan pihaknya juga akan mengambil langkah lebih lanjut untuk memastikan bahwa semua akun resmi kedutaan Tiongkok dan media sosial konsuler diidentifikasi dengan benar sebagai akun pemerintah Tiongkok.
Seperti tindakan lainnya, Pompeo mengatakan langkah ini sebagai timbal balik atas aksi yang dilakukan Tiongkok terhadap AS.
"Kami hanya menuntut timbal balik akses untuk diplomat kami di Tiongkok harus mencerminkan akses yang dimiliki diplomat Tiongkok di AS, dan langkah hari ini akan menggerakkan kami secara substansial ke arah tersebut," tutur Pompeo.
Dia menegaskan akan melakukan hal yang sama jika pembatasan yang diberlakukan pada diplomat AS dihapus oleh pihak Tiongkok.
Pengumuman ini dikecam oleh Kedutaan Besar Tiongkok di Washington. Mereka mengatakan hal tersebut melanggar Konvensi Wina mengenai Hubungan Diplomatik dan Konsuler.
"Dengan alasan timbal balik, AS telah memberlakukan pembatasan dan penghalang lain yang tidak dapat dibenarkan kepada personel diplomatik dan konsuler Tiongkok," kata seorang juru bicara kedutaan.
"Kami mendesak pihak AS memperbaiki kesalahan, mencabut keputusan ini, dan memberikan dukungan serta fasilitasi bagi personel diplomatik dan konsuler Tiongkok di AS untuk menjalankan tugasnya," imbuh jubir kedutaan itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News