Wali Kota Mariupol, Vadym Boichenko mengatakan, kondisi ini diperparah musim panas yang akan segera tiba di Ukraina.
Boichenko mengonfirmasi bahwa banyak sumur dan sumber mata air di Ukraina terkontaminasi kumpulan mayat korban perang. Ia menyebut proses evakuasi jasad dari sumber mata air berjalan lambat.
"Ada wabah disentri dan kolera. Dokter-dokter kami mengatakan bahwa perang yang (telah) memakan lebih dari 20.000 penduduk ini memicu penyakit mematikan, yang berpotensi merenggut ribuan nyawa lagi," ujar Boichenko, dilansir dari Malay Mail, Sabtu, 11 Juni 2022.
Bulan lalu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga sempat memperingatkan kemungkinan terjadinya wabah kolera di Ukraina, terutama Mariupol.
Baca juga: Zelensky Ingin Rusia Dikeluarkan dari Badan Pangan PBB
Bochienko menuturkan, dampak dari operasi militer Rusia mengakibatkan penduduk Mariupol terpaksa meminum air dari sumur. Pasalnya, sudah tak ada lagi air yang mengalir dari jaringan pipa ke rumah mereka.
Kementerian Pertahanan Inggris juga pernah memprediksi wabah kolera di Ukraina, yang sebagian besarnya diakibatkan keruntuhan layanan medis serta kesehatan di kota tersebut.
Mengenai situasi terkini, Boichenko mendesak PBB dan Komite Palang Merah Internasional untuk bekerja sama membangun koridor kemanusiaan. Ia berharap agar kedua organisasi tersebut dapat membantu penduduk meninggalkan Mariupol dan membawa mereka ke tempat yang lebih baik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id